Kamis, 31 Januari 2013

Tri Kompetensi Dasar Gaya Hidup Masa Kini

Assalamu’alaikum Wr. Wb…


Bersama ini akan kita bicarakan sebuah kebiasaan masing-masing manusia Jaman edan ini untuk kita refleksikan menjadi atribut kesesuaian nantinya. Apakah ini sesuai dengan yang kita alami ataukah memang hanya wacana abstraksi ataukah perbincangan riil yang telah melanda.

Kalo di IMM punya tri kompetensi dasar yaitu …., …., …. Masa saya sebutkan disini. Antum kan udah tahu semua. Tapi maaf ini bukan tri kompetensi dasar IMM yang dimaksud melainkan tri kompetensi dasar sikap mengolah gaya hidup seseorang.

Kenapa kita bicarakan hal ini???. Yang pasti kita adalah manusia yang masih hidup! Masak orang sudah mati kita diskusikan tentang ini..hehe..nah orang hidup itu ngapain kerjaanya? Tidur, makan, ngobrol, shoping, ngelawak dan lainya. Iya kan betul? Masak saya salah, wong saya masih hidup kok. Hal inilah yang nanti kita bicarakan, ada apa dengan orang hidup itu. Selanjutnya anda cermati, bisa ndak anda membedakan hidupnya Si A dan B Si X dan Y si dia dan mereka?? Pasti bisa kan. Nah ini itu dia yang dimaksud. Kenapa kok kita bisa membedakan itu? Karena orang itu punya yang namanya “gaya hidup”. Inilah yang bisa membedakan, dan ini bisa melanda bukan Cuma individu saja tapi kolektif. Misal, ketika kita di mall atau alun-alun selatan kalo malem, ato di kopi jos kalo malem minggu..kita saksikan bukan Cuma SATU orang saja yang tingkahnya sama tapi Buuanyak yang tingkahnya sama. Kita lanjutkan lagi….

Tingkah mereka cenderung sama. Kenapa hayoo? Apakah mereka bersaudara? Satu sekolahan? Satu Pekerjaan? Saya katakan TIDAK. Karena mereka dalam satu ERA. Ya betul era masa kini. Gaya hidup ternyata ada karena munculnya Era. Saya juga baru nyadar ini….tapi satu hal, Era bukan sebuah yang kepastian gaya hidup tapi pilihan gaya hidup. Okelah anda sekarang punyaa gaya hidup yang seolah-olah masa kini, okelah anda ingin gaya hidup yang ndak mau ketinggalan zaman tapi anda tidak bisa ngikut aja tapi anda itu memilih gaya hidup. Nah sikap memilih ini yang ternyata orang juga beda beda. Saya dan anda mungkin sama satu kelas tapi bisa juga saya berbeda memilih gaya hidup. Itu maksudnya…maaf kalo njlimet.

Life style atau gaya hidup merupakan salah satu cara bersikap yang dipakai oleh orang tertentu ketika ia mau tampil layak dan aktual di hadapan orang lain (ngutip dari kata2nya mas Mudji Sutrisno dalam buku Ruang Publik). nah kan, memang kok, ketika mau tampil ke orang lain, orang itu punya style masing masing terlebih lagi ketika mau ngapelin kekasih. Ups……benarrrrr…

Kembali ke Era tadi, bagaimana kaitanya dengaan gaya hidup? Sebelumnya tak sebut sajalah dari tadi Era itu apa..maksudnya adalah Era Modern (nyebut merk kan akhirnya), di Era Modern ini bener bener aneh ni hidup. Kita hidup dimana sekarang? Dunia? Ya benar lah…maksudnya wilayahnya, kan kita hidup di Indonesia, tapi kok kayaknya Amerika itu deket banget sama kita padahal Negara tetangga kita kan Malaysia. Apa mungkin Amerika udah gak betah disanaa terus pindah kesini ya? Mbuh laah. Terus kayaknya orang jepang dan korrea itu sipit sipt dan putih putih, tapi kok sekarang banyak orang jepang dan korea yang kulitnya sawo matang ya? Bahkan ada yang item kayak saya..haha ra urusanlah tapi kenyataanya gitu je…piye urip iki..

Ada lagi ni istilah trend, mode dan lain sebagainya. Sok-sokan banget yakin orang sekarang itu. Mau kayak artis tapi malah jadi norak, mau kayak bintang sepak bola tapi muka pas-pasan. Haduh itu baru dua contoh bung, saya gak tega kalo nyebutin semuanya. Bisa bisa saya makan ati makan usus makan ceker (emang di Angkringan). Nah itulah sebuah trend dan mode, khusus lagi trend dan mode Era Modern  unit wilayah Indonesia. Kenapa Indonesia?, karena saya masih belum keluar negeri. Hehe…

Terkait itu semua, sebenarnya kenapa kok dari tadi nyindir nyindir mulu masalah trend dan mode (ups anda termasuk kah???) kok kayakya bumi ini dipenuhi orang2 seperti itu,  benarkah? Ya gak semuanya juga kok santé aja. Masih ada kok yang ke masjid pake sarung, ke pengajian pake peci, guru TPA pada pake Jilbab, ke kondangan pake batik, masih ada semua itu. Nah ini termasuk orang-orang yang tetap eksis di tengah modern. Saya lebih menghargai orang yang kayak gini. Terlihat lebih santé, rileks, elegant, rupawan dan rupawati. Dari pada yang “itu” keliatan tegang dan menegangkan, aneh bin ajaib, dan satu lagi …..(pikir sendiri aja).

Paragraph diatas ini. Kok bisa terjadi seperti itu? Karena tadi saya katakan ini pilihan bukan kepastian. Makanya ada berbagai macam sikap menghadapi sebuah trend dan mode itu. Mulai ni kita masuk pada Tri Kompetensi sikap mengolah gaya hidup seseorang. Ini saya tahu dari Mas Mudji Sutrisno dari buku berjudul Ruang Publik. apa tri kompetensi itu? Mariiii :

Sikap Selektivitas, apa maksudnya? Jadi dalam kompetensi ini orang itu berpendirian terhadap arus mode yang ada dan hanya memilih yang baik, cocok dengan kepribadianya. Seleksi pertimbanganya adalah pribadinya yang cerdas dan nuraninya dalam tampil terhormat dan berharkat.
Misalnya kalo ada orang bepergian ke mall tetep dengan pakaian ketika dia pergi menghadiri pengajian. Brani gak kayak gituuu? Hehe saya juga masih mikir ko, tapi berusaha dengan semaksimal mungkin. Nah yang pasti pada kompetensi ini adalah Ikhitiar. Memilih yang paling baik diantara yang baik, jadi apatis donk sama yang jelek? Iya apatis karena ndak ingin mengikuti arus yang tidak bermanfaat menurut dirinya. Tapi pertanyaanya, ngapain orang tadi ke mall? Ah gak tau ah,,,

Sikap Adaptasi, di sini berarti menyesuaikan terus-menerus dengan tawaran-tawaran ide dan citra modis dan pria tampan atau perempuan cantik yang sebagian disesuaikan kondisi diri orang itu, keluarganya dalam kondisi ekonomi, sosial dan cultural.
Misalnya komunitas Pria Metroseksual yang sukanya padikur madikur dimana-mana dan komunitas Hijaber. Itu dia sekarang yang merambat ke habitat orang jaman sekarang. Ada juga ya kan yang seperti ini,,,saya juga turut apresiasi aja dah yang penting dapat membuat orang lebih cantik dan tampan. Aminnnn…

Sikap Imitasi, Nahhh ini dia sikap yang “istimewa”, iya kah?  Iya benar ini sikap yang “istimewa” yang melanda manusia jaman edan ini. Kok bisa ya, ternyata pengertian sikap imitasi disini adalah sikap atau gaya hidup yang menirukan, membuat citra diri seseorang tiap kali di Imitasikan dengan tokoh publik, binatang (ups salah maksudnya BINTANG) atau arus mode dan gaya paling mutakhir lalu dilahap dan ditirulah setotal-totalnya.

Pada sikap ketiga inilah kebanyakan orang dengan meniru gaya hidup idolanya atau kelas glamor idola dengan kesamaan makanan, gaya pakaian, gaya rambut bahkan seg-segi yang secara sengaja ditawarkan oleh pasar iklan sebagai pencipta citra atau trend setter diambil dan di pakai sebagai cara hidup dan bergaya dalam hidup. (mas Mudji)

Ketika penentu gaya hidup yang dominan adalah pasar dengan iklan dan nilai konsumsi yang dipompa terus menerus untuk membeli yang baru, terus tampil modern, berakibat konsumtifnya gaya hidup karena penampilan dibayar amat mahal dengan membeli terus menerus mode pakaian terbaru, peralatan kecantikan terbaru, mobil dan aksesori untuk tampil elegan pada hal jati diri penampilan yang sebenarnya tetaplah dari jiwa yang dewasa dan kecantikan dari dalam kepribadian seseorang ( kutipan Ann Brydon dan Sandra Niessen dalam Consuming Fashion)

Ketika orang tidak merasa berharga dan tidak merasa percaya diri sebelum makan McDonald, minum Cocacola, Ngudut Dunhil Hijau Berfilter, BerParfum Dior, berbedak Awu eh bukan dink (pokoke sing paling larang) disitulah hidup yang dicitrakan oleh pasar konsumsi produk iklan benar-benar dihayati dalam sikap imitasi yang mengikuti gaya hidup tanpa sikap seleksi yang cerdas. (Mas Mudji)

Gejala seperti inilah yang menunjukan bahwa sikap imitasi dalam gaya hidup sudah menuju lampu merah peringatanan pentingnya penanaman sikap percaya diri melakukan seleksi dengan budi untuk tampil dari kecantikan dan ketampanan dalam atau jiwa pribadi. (mas Mudji)

Nah, istimewa kan kompetensi ini….kenapa coba? Karena penjelasanya paling panjang,,huhu
Disinilah letak seaneh-anehnya perilaku manusia, dan yang pasti dalam kompetensi ini adalah anda sudah “TERKONTAMINASI”

Yah begitulah orang-orang dengan kompetensi gaya hidup yang dimilikinya sekarang ini, dan terima kasih kalau misalnya setelah ini anda memilih salah satu dari tiga kompetensi ini. Santé saja ini pilihan kok, dan anda akan tahu dimana anda berpijak dari salah satu ketiga kompetensi tersebut. Namun saya berharap kalo kita semua memilih sikap seleksi dan tidak milih adaptasi dan Imitasi. Oh ya Imitasi mangnya apa coba artinya?...betul sekali artinya adalah Peniruan, Pemalsuan, Tiruan (ngutip Kamus ilmiah yang warna kuning itu).

Besar harapan kalau kita semua bisa untuk menghadapi serbuan iklan yang melanda karena itu merangsang NAFSU BIRAHI anda dalam menyikapi apa yang menjadi realitas bagi anda. Sudahlah ngapain kita bicara wesyaah wesyeeh bahasa korea bahasa jepang tapi gak mau belajar grammernya. Pake rambut gaya artis idolamu, ngarep sekali pengen punya wajah, tangan, sikil kayak idolamu. Sudahlah kasian anda, pake bedak mahal, pake parfum mahal, pake itu pake ini yang sebenarnya membuat anda tidak lebih tampan dan lebih cantik,,haha prok prok prok (malah nggodain,,huhu)

Terakhir, coba anda nasehati orang yang punya sikap Imitasi kebablasan. Coba nasehati mereka dengan penuh argument dan semangat dan setelah itu pula anda akan ditanya balik : “memangnya kenapa kalo saya seperti ini! Memangnya kenapa Kalo saya make ini make itu!memangnya kenapa kalo saya pengen jadi …. Pengen jadi …… pengen jadi……!!!! MASALAH BUAT LUUUWWW”!!!!!

Haha… Hayoooo gimana coba kalo responya kayak gitu,,wah wah kalo sudah kayak gitu silahkan jawab sendiri-sendiri yak.….

Sekian terima kasih dan BONGKAR KEBIASAAN BARU!!!

wa'alaikumsalam wr. wb

By. Sulistiyono S.A  (Pai Umy 2010)

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot