Jumat, 01 Februari 2013

Nilai Perkaderan Dibalik Lagu Mars IMM

“Ayolah!! Ayo! Ayo!!

Derap derukanlah langkah

Kibar dan geleparkan panji-panji

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Sejarah umat telah menuntut bukti

Ingatlah!! Ingat! Ingat!

Niat tlah diikrarkan

Kitalah cendekiawan berpribadi

Susila cakap takwa kepada Tuhan

Pewaris tampuk pimpinan umat nanti

IMMawan dan IMMawati

Siswa tauladan putra harapan

Penyambung hidup generasi

Umat Islam seribu zaman

Pendukung cita-cita luhur

Negeri indah, adil dan makmur”

Bila diperhatikan lebih seksama lirik dari Mars IMM diatas telah menjelaskan tujuan persyarikatan Muhammadiyah secara umumnya dan IMM secara khususnya. Mulai dari lirik “ayolah,,ayo,,ayo,,” di Mars ini IMM mengajak segenap kader  untuk bersama-sama melakukan sesuatu. Bait selanjutnya, “derap derukan langkah”, derap dalam kamus bahasa indonesia berarti tempo dalam gerak langkah; laju gerak; lari cepat, sedangkan deru adalah segala bunyi yang menyerupai tiupan angin kencang. Pada bait pertama kita diajak untuk bersama-sama, dilanjutkan bait kedua dengan ajakan bergerak cepat, melangkah dengan tempo bahkan berlari cepat hingga menyerupai angin kencang, lirik ini menyadarkan para kader bahwa mereka sebagai pemuda-pemudi yang tidak seharusnya loyo (tidak bersemangat) dalam bergerak, karena kita kader IMM tumpuan gerakan Muhammadiyah yang seyogyanya gerakan itu tidak statis namun progresif. Bait ketiga, “dan kibar geleparkan panji-panji” disini kita diajak untuk mengkibarkan panji-panji Islam, dalam kamus Indonesia panji adalah bendera (terutama yg berbentuk segitiga memanjang); 2 tanda kebesaran (kebanggaan dsb); pedoman hidup: jadikan Pancasila sbg -- mu dl berjuang; 3 naungan (dilindungi oleh): di bawah -- revolusi, Indonesia merdeka;

spt -- , ditiup angin berkibar-kibaran, pb tidak tetap pendirian, ikut pihak yg kuat. Panji disini merupakan panji Islam yang harus kita tegakkan dan dijunjung tinggi seperti dalam tujuan Muhammadiyah; menegakkan dan menjunjung tinggi sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, bait ke-empat yaitu “Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah  bait ini menunjukkan sebuah identitas pemuda yang dari bait pertama hingga bait ketiga mengajak, bergerak, mengkibarkan panji Islam, sekaligus subyek yang dihimbau pada bait selanjutnya. Bait kelima “sejarah umat telah menuntut bukti” sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa Muhammadiyah untuk bekerja nyata tidak hanya beretorika sehingga dengan kita dapat mengukir sejarah. 


Bait ke-enam “ingatlah,,ingat,,ingat” kader IMM bersama-sama untuk saling mengingatkan. Bait ketujuh “niat tlah diikrarkan ” niat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah maksud atau tujuan suatu perbuatan,  sedangkan kata ikrar adalah janji (sumpah) yang sungguh-sungguh. Jadi disini kita bergerak dengan tujuan (tujuan IMM) kemudian para kader mengikrarkannya, pada bait-bait selanjutnya. Bait ke delapan “kitalah cendekiawan berpribadi”, cendekiawan adalah 1 orang cerdik pandai; orang intelek; 2 Sos orang yg memiliki sikap hidup yg terus-menerus meningkatkan kemampuan berpikirnya untuk dapat mengetahui atau memahami sesuatu (KBBI), mengapa dalam bait ini kata cendekiawan disandingkan dengan kata berpribadi? Berpribadi disini adalah bagaimana seseorang itu mempunyai perilaku atau sikap positif yang membuat dirinya berbeda dengan pribadi lainnya, lalu pribadi seperti apa yang dimaksud, jika berbicara tentang suatu standar kualitas pribadi maka tak lain dan tak bukan kita haruslah mencontoh atau bercermin pada seseorang yang paling baik perilakunya, beliaulah Nabi kita Muhammad SAW. Seperti dalam firman Allah berikut ; “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” QS. Al-Ahzab : 21. Ayat tersebut ditujukan kepada seluruh manusia, yang artinya semua orang termasuk kader IMMpun dapat menemukan keteladanan pada diri Nabi Muhammad SAW yang dapat mengantarkan mereka untuk memperoleh Rahmat Allah SWT, siapapun orangnya dapat menimba keteladanan dari sumber yang tidak pernah kering itu. Di bait ke- Sembilan “susila cakap takwa kepada Tuhan” ,susila ; a baik budi bahasanya; beradab; sopan: semua orang akan senang melihat remaja yg -- thd orang tua; 2 n adat istiadat yg baik; sopan santun; kesopanan; keadaban; kesusilaan: orang yg merasa terpelajar sudah seharusnyalah mengenal --; 3 n pengetahuan tt adab: di sekolah dasar anak-anak mulai diajar --;ber·su·si·la v mempunyai sifat susila;ke·su·si·la·an n 1 perihal susila; yg berkaitan dng adab dan sopan santun; 2 norma yg baik; kelakuan yg baik; tata krama yg luhur;  cakap ; kl sanggup melakukan sesuatu; mampu; dapat, Takwa ; n 1 terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya; 2 keinsafan diri yg diikuti dng kepatuhan dan ketaatan dl melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya; 3 kesalehan hidup;

Di bait ke- Sepuluh, “pewaris tampuk pimpinan umat nanti”pewaris; orang yg mewariskan, jadi kader IMM  adalah produsen kader untuk generasi mendatang. Maka dari itu, pada bait  ke- Delapan dan Sembilan merupakan modal awal kader sebelum dia mencetak kader selanjutnya. Dengan harapan apabila suatu umat atau bangasa dipegang oleh pemimpin-pemimpin yang tergambarkan di atas, maka akan terwujud negeri  yang digambarkan dalam bait terakhir di mars ini.

Pada bait ke sebelas hingga ke enam belas menggambarkan tentang profil dari kader IMM yaitu siswa teladan yang menjadi harapan bangsa sekaligus penyambung generasi dan pendukung cita-cita luhur dalam membentuk Baldatun Thoyibatun Wa Rabbun Ghofur yang merupakan tujuan utama dari persyarikatan Muhammadiyah.

by. Immawati Innani M.S (Epi Umy 2010)

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot