Senin, 22 April 2013

ETIKA DALAM FORUM


Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos, sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).

Dalam pembahasan ini akan menjelaskan tentang bagaimana beretika dalam suatu forum, secara sederhana forum adalah sebuah kumpulan yang diadakan oleh suatu organisasi atau kelompok untuk rapat membahas sesuatu yang berkenaan dengan masalah yang dihadapi.  

Karena forum adalah tempat berdialektika, mengeluarkan gagasan, menyampaikan pandangan dan memberikan solusi yang akhirnya akan ditarik benang merah untuk menjadi putusan atau hasil musyawarah yang akan diaplikasikan.

Dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11 : Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Allah SWT memerintahkan pada orang-orang mukmin untuk saling berbuat baik satu sama lain dalam sebuah majelis, kitab shahih Muslim terdapat Hadits yang berbunyi : “Barang siapa mempermudah (membantu)  kesulitan seseorang yang sedang kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat, dan barang siapa menutupi (aib) seseorang, maka Allah SWT akan menutupi (aib)nya di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya Allah akan menolong hambaNya selama hambaNya menolong saudaranya."

Jika dihadapkan dalam suatu forum, ada beberapa hal yang perlu diketahui. Forum adalah kumpulan dari beberapa kepala yang tidak mungkin isi kepala sama semua dengan satu gagasan atau pun solusi, untuk mengintegrasikan isi kepala tersebut perlu musyawarah agar terjadi sebuah mufakat yang kemudian direalisasikan dalam permasalahan.

Selanjutnya, memahami pandangan seseorang terhadap suatu permasalahan. Karena cara tangkap permasalahan atau penganalisaan dipengaruhi oleh latar belakang yang berbeda, sehingga akan mencetuskan formula yang sesuai dengan paradigma tersebut.

Menyikapi hal-hal di atas akan menjadi rancu jika tidak memahami etika dalam forum, ketika melihat dengan kacamata-realita forum intelektual akan banyak ditemui orang-orang yang vokal mengajukan gagasannya dalam sebuah forum, jarang orang yang mau legowo menjadi pendengar yang baik dan menanggapi dengan positif. Disampaikan dalam sebuah perkumpulan di Balai Perkumpulan Pondok Modern Darussalam Gontor oleh K.H. Syukri Zarkasyi  bahwa “Menjadi pendengar yang baik lebih susah dari pada menjadi pembicara.” Itu benar, dan memang yang terjadi dikalangan akademisi seperti itu, bahkan kaum elit negara yang menjadi icon masyarakat saling menyalahkan orang lain, lebih bersikeras dengan gagasannya sendiri dibandingkan dengan solusi yang manfaatnya lebih luas, ironisnya mereka sampai berantem gara-gara adu pendapat dan itu disaksikan langsung oleh rakyat.

Berbeda dengan masyarakat pedesaan, ketika dilihat dari kacamata-realita inlander akan sedikit orang yang vokal dalam suatu forum karena tidak banyak pandangan dan gagasan yang mereka miliki, mereka lebih banyak mendengarkan gagasan-gagasan dan pandangan-pandangan yang pada akhirnya akan menjadi solusi. Menjadi pendengar yang baik kemudian mengaktualisasikan kesepakatan atas musyawarah dalam forum tersebut dengan maksimal.

Kedua hal kontradiktif di atas adalah gambaran singkat etika dalam sebuah forum, tidak semua orang mudah menjadi pendengar yang baik bagi lainnya, dan juga tidak banyak orang yang bisa menghargai pendapat orang lain dengan legowo.

Namun ketika kontradiksi ini dikombinasikan, akan membentuk etika sebuah forum yang ideal. Yakni, intelektualitas yang diiringi dengan sikap toleransi serta tanggapan positif terhadap pandangan orang lain yaitu dengan menjadi pendengar yang  baik, dan kemudian menjadi sebuah hasil musyawarah yang solutif untuk direalisasikan dalam permasalahan.

Wallahu a’lam Bissowab. 


by. Immawan Azizzudin (Epi 2010)

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot