IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Tampilkan postingan dengan label Imm. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Imm. Tampilkan semua postingan

Kamis, 29 Oktober 2015

Kader IMM sebagai Ummat Terbaik ; Telaah surat Ali-Imran ayat 110.




 

Konsep manusia dalam islam sangatlah jelas, dalam islam manusia di tempatkan sebagai abdi Tuhan yang diutus untuk mengurus dan mengelola alam semesta-sebagai ciptaan Tuhan. Manusia di percaya sebagai makhluk merdeka dan mendapat kedudukan yang terhormat. Dalam kitab Al-Quran, manusia di berikan kebebasan untuk mengolah esensi dirinya sendiri, memikirkan kedudukannya dalam system realitas sehingga ia mampu menempati tempat sesuai dengan keberadaan kemanusiaannya
Berbeda dengan konsep manusia yang di utarakan oleh barat pada abad pertengahan yang di dominasi oleh pemikiran Yunani yang kental dengan mitologi. Manusia dipandang sebagai makhluk rendahan, manusia hanya sebuah pengganggu para Dewa, manusia adalah saingan para Dewa sehingga tak jarang Dewa dianggap iri hati dan keberadaan manusia semakin terancam dengan adanya Dewa. Karena di era itu, mereka memercayai banyak Dewa dan para Dewa lah yang memegang dominasi sehingga manusia di bawah belenggu para Dewa.
Seiring berkembangnya waktu, rasa ketidakpuasaan muncul seiring datangnya pemikiran bahwa manusia adalah pusat segalanya sehingga manusia perlahan meninggalkan paham keagamaan seperti itu karena manusia memandang bahwa Dewa-Dewa hanyalah mitos dan Dewa-Dewa tidaklah revolusioner. Manusia dipandang berhak menentukan nasibnya sendiri, menentukan kebenaran atas dirinya dan manusia tidak membutuhkan para Dewa sekaligus kitab-kitab suci.
Paham rasionalitas itulah yang akhirnya melahirkan Renaisens, yaitu suatu gerakan kebangkitan-kembali manusia dari keterpurukan mitologi dan belenggu dogma-dogma. Visi dari gerakan ini adalah mengembalikan lagi kedaulatan manusia yang selama berabad-abad telah dirampas oleh para Dewa dan mitologi yang mengungkung nasibnya. Konsep kehidupan berpusat pada manusia, bukan Tuhan, dan manusia haruslah menguasai alam semesta. Melalui filsafat rasionalisme, gerakan ini telah melahirkan revolusi paham keagamaan bahwa manusia adalah makhluk merdeka. Namun gerakan Renaisens ini di ciderai oleh budaya modern, yang dimana manusia tidak lagi menjadi sebuah pusat, namun manusia hanya menjadi elemen terkecil dari teknologi. Manusia dalam masyarakat modern tak lebih hanya sebagai unsur terkecil dalam sistem yang besar.
Dalam filsafat yunani dan romawi, di gambarkan bahwa manusia tidak memiliki kecerdasan. Manusia di pandang sebagai makhluk rendah sehingga di perlukan Dewa untuk menuntun manusia berfikir. Dalam filsafat Kristen manusia juga amat sangat di pandang rendah, manusia sejatinya adalah makhluk pendosa. Fithrah manusia adalah busuk sejak lahir, sehingga membutuhkan Sang Penebus Dosa. Maka dalam filsafat Kristen, Tuhan lah yang menebus dosa mereka sehingga mereka terbebas dari kungkungan dosa. Kedua konsep ini jelas lah merupakan paham yang tidak futuristic dan malah terkesan fatalistic.
Kembali kepada konsep islam tentang manusia. Dalam islam di sebutkan bahwa manusia adalah khalifah Allah, sebagai wakil Tuhan di muka bumi yang berhak mengatur dan mengelola bumi ini. Manusia, dalam sebuah ayat di dalam Al-Qur`an, disebutkan mengadakan perjanjian dengan Allah ketika masih dalam Rahim yaitu berupa pengakuan ke-Illahi-an Allah SWT, sehingga manusia tidak berpaling dari Allah karena manusia adalah abdi Allah. Sebegitu pentingnya posisi manusia dalam islam, manusia adalah tangan kanan dari Allah. Dan ini berbeda dengan paham animisme bahwa manusia adalah bagian alam semesta bahkan lebih rendah dari alam semesta (menyembah alam semesta).
Karena Allah adalah pencipta alam raya dan manusia adalah abdi-Nya, maka manusia di beri kepercayaan apakah ia mampu memelihara alam ciptaannya ini menjadi lebih baik sehingga manusia di tuntut untuk berfikir dan berusaha. Sebagai abdi dari penguasa langit dan bumi, manusia dalam perjanjiannya untuk meminta pertolongan hanya kepada Allah semata ketika ia mengalami kesulitan. Tentu, di balik manusia itu sendiri adalah sebuah “kekuatan” besar.
Dalam surat Ali-Imran ayat 110, Allah berfirman sebagai sebuah seruan kepada khalifahnya di muka bumi, yang berbunyi :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ......
Artinya :
            “Engkau adalah ummat terbaik yang diturunkan di tengah manusia untuk menegakkan kebaikan, mencegah kemungkaran, dan beriman kepada Allah…”
            Telah jelas di ayat itu kita dalah ummat terbaik yang diutus oleh Allah untuk mengabdi ditengah-tengah manusia. Menurut kuntowijoyo, ayat tersebut mengandung arti Humanisasi, Liberasi dan Transendensi, sebuah cita-cita profetik yang diarahkan untuk rekayasa masyarakat menuju cita-cita sosio-etiknya pada masa depan.
            Tujuan humanisasi adalah memanusiakan manusia, dimana manusia pada era modern ini mengalami dehumanisasi karena ketergantungan manusia pada teknologi sehingga menjadikan sebagai makhluk abstrak tanpa jiwa kemanusiaan. Manusia hanya sebuah unsur kecil dalam sistem yang besar. Tujuan dari liberasi sendiri adalah membebaskan manusia dari belenggu kemiskinan, kekejaman teknologi, keangkuhan penindas yang harapannya kita peduli dengan kaum mustadlafin, faqir dan miskin. Sedangkan misi transendensi adalah ketika kita telah menyerah dengan budaya hedonisme, meterialisme dan budaya yang merampas ketenangan manusia, kita ingin kembali kedalam fithrah manusia, menikmati suasana tanpa batas ruang-waktu ketika bersentuhan dengan kebesaran Tuhan dan menikmati alam raya ini sebagai ciptaan Tuhan.
            Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang bergerak dalam 3 (tiga) ranah, Keagamaan, Kemahasiswaan dan Kemasyarakatan, dalam kelahirannya disebutkan bahwa factor ekternal di dirikannya IMM adalah sebagai upaya pemurnian aqidah ummat islam umumnya dan mahasiswa islam khususnya, yang saat itu masih kental dengan budaya bid`ah, takhayul dan khurafat yang mengganggu kemurnian ajaran islam. Kepercayaan terhadap benda-benda keramat seperi pohon, keris, cincin, batu, kuburan dll masih mengakar kuat. Kepercayaan terhadap ramalan-ramalan, wejangan dukun dll masih membudaya. Fenomena tersebut adalah imbas dari keterbelakangan dan kebodohan. Parahnya lagi, acaman komunisme yang menyerang ideologi banyak di gandrungi oleh mahasiswa muslim pada jaman itu.
            Sebagai kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), sudah seyogyanya kita sadar bahwa kita adalah ummat terbaik utusan Allah untuk mengelola muka bumi ini. Kita adalah khalifah Allah, kita adalah makhluk terbaik, kita sebagai hamba dengan segala potensi (ruh suci, akal dan iradahnya) yang dititipkan oleh Allah, Untuk memahami itu semua dibutuhkan sebuah kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif diharapkan tidak hanya terjadi dalam sebuah level tertentu sehingga pada akhirnya kesadaran kolektif membawa pada kesadaran structural, sehingga apa yang dikerjakan oleh kader IMM bernilai perjuangan dan ibadah.
Billahi fii sabilil haq, fatabiqul khoirot.

 Oleh: Immawan Alief Yoga Dhiyaul Haq (Kader IMM FAI UMY)

Daftar bacaan :
1.      Noor Chozin Agam, 1997, Melacak Sejarah Kelahiran dan Perkembangan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Jakarta. Penerbit Pers PERKASA dan Dikdasmen PP Muhammadiyah
2.      Kuntowijoyo, 2008, Paradigma Islam, intepretasi untuk aksi. Bandung. Penerbit Mizan.
3.      Makhrus Ahmadi dan Aminudin Anwar, 2014, Genealogi Kaum Merah, pemikiran dan gerakan. Yogyakarta. MIM Indigenous School dan Rangkang Education
4.      Rijal Ramdani, 2015, Merumuskan Profil Kader Ikatan ; Menuju Indonesia Berperadaban Islam. Makalah disampaikan pada Darur Arqam Madya PC IMM AR Fachruddin Kota Yogyakarta di Pondok Pemuda Ambarbinangun Yogyakarta,

Selasa, 27 Oktober 2015

IMM, bukan hanya untuk mereka yang turun ke jalan!

           Sebagai sebuah organisasi besar yang berada di Indonesia, Muhammadiyah memiliki beberapa organisasi otonom atau yang dikenal dengan ortom Muhammadiyah. Organisasi otonom yang berada di bawah naungan Muhammadiyah ini terbagi sesuai dengan kebutuhan anggota dan masyarakatnya. Aisiyah misalnya, yang lebih fokus pada persoalan wanita dan anak-anak, walaupun dalam aktualisasinya, Aisiyah tidak melepaskan diri sebagai wadah dalam berdakwah amar ma’ruf nahi munkar. Contoh ortom Muhammadiyah lainnya yaitu IPM atau Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang berada ditingkat SMP atau SMA yang kegiatan atau aktivitasnya terfokus pada wilayah pelajar tersebut. Pun, sebagai wadah dakwah dan mengembangkan kader Muhammadiyah di tingkat mahasiswa, maka lahirlah organisasi otonom Muhammadiyah yang disebut Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau IMM.
IMM, sebagaimana tujuan awal dibentuknya yaitu “Mengusahakan terwujudnya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.” adalah sebagai media dakwah sekaligus juga pengkaderan anak-anak muda Muhammadiyah. Berada ditingkat mahasiswa, tak pelak IMM dalam rangka dakwah amar ma’ruf nahi munkar-nya juga melakukan aktivitas-aktivitas yang lekat dengan dunia mahasiswa, seperti turun ke jalan atau demo dalam rangka menyalurkan aspirasi dan menyerukan ketidakadilan yang dirasa rakyat.
Demo atau turun ke jalan untuk menyalurkan aspirasi, pendapat atau kekecewaan atas kebijakan penguasa, bagi IMM bukanlah sekedar huru hara atau tindakan demi meraih eksistensi atau sekedar ‘ingin dilihat’. Dan ketika IMM diasumsikan sebagai organisasi pergerakan mahasiswa yang kerjanya hanya turun ke jalan, hal tersebut kurang tepat. Sebenarnya, lebih jauh dari itu, IMM menganggap demo (yang dilakukan secara benar dan dengan tujuan yang jelas dan benar) sebagai salah satu usaha dakwah itu sendiri. Karena pada hakikatnya, dakwah adalah mengajak kepada kebaikan dan kebenaran. Meski dengan media dan cara yang berbeda, ketika tujuan yang ingin dicapai adalah kemaslahatan umat tentunya itu adalah sebuah bentuk usaha dakwah.
Selain itu, meski ‘asyik’ dengan dakwah turun ke jalannya, IMM juga tidak melupakan usaha-usaha dakwah lainnya, seperti mengadakan kajian-kajian yang disesuaikan dengan minat mahasiswa, kegiatan bakti sosial, safari qurban dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu semata-mata ditujukan untuk kemaslahatan umat dan mencari ridho Allah. Mari, bersama IMM kita berjuang bersama, berlomba-lomba dalam kebaikan karena sesuai dengan jargon yang selama ini diusungnya, IMM masih dan akan selalu berusaha melakukan kebaikan di manapun berada, dan perjuangan kami tak ada artinya tanpa kalian, para kader muda Muhammadiyah! Billahi fii sabilil haq, Fastabiqul Khairat!*

*bersama Allah di jalan kebenaran, berlomba-lombalah dalam kebaikan!


Oleh : Immawati Bela Fataya Azmi, KKI, 2013

Senin, 13 Januari 2014

Mahasiswa tanpa Ide

Mahasiswa Tanpa Ide[1]
IMMawan Ari Susanto
 Mahasiswa  merupakan generasi bangsa yang akan meneruskan cita-cita bangsa Indonesia ini. Cita-cita bangsa akan terwujud jika mahasiswa ikut berperan aktif, terutama dalam sumbangsih pemikiran dalam menentukan masa depan bangsa dan negara. Mahasiswa dikatakan sebagai agent of change, yaitu sebagai mahasiswa yang mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik.
Sebagai agen perubahan seorang mahasiswa harus memiliki kemampuan berfikir yang cerdas sehingga mampu dalam menetaskan sebuah ide/gagasan yang cemerlang. Ide itu kemudian  yang harus diaplikasikan dalam bentuk konkrit. Proses berfikir memang susah dan melelahkan, apalagi harus menghasilkan ide yang sangat bagus. Agar menjadi mahasiswa yang excellent, maka latihlah akal ini untuk terus berfikir dan berfikir. Namun apa yang akan ditimbulkan, ketika mahasiswa malas dalam berfikir. Mereka yang malas berfikir hanya akan menjadi individu tidak produktifdan akan menjadi parasit saja bagi lingkungannya. mahasiswa yang malas berfikir ini kita sebut sebagai mahasiswa tanpa ide. Adapun karakteristik mahasiswa tanpa ideitu sebagai berikut:
Pertama, Apatis (cuek, acuh tak acuh), yaitu mahasiswa yang tak peduli sama sekali dengan keadaan yang ada di sekitarnya. Sifat mahasiswa yang cuek, acuh tak acuh ini berimbas juga dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Contoh, ketika ada agenda gotong royong di sekitar tempat tinggalnya mahasiswa ini akan diam saja dirumah, tidak ikut membantu.Sikap seperti Ini merupakan tingkatan mahasiswa yang paling buruk. Mereka menghilangkan fitrahnya yaitu sesame umat manusia saling membutuhkan dan tolong menolong. Sifat dan sikap yang muncul dari karakteristik ini adalah egoisme, apatisme, narsistikme, glamorisme.
Kedua, Individualis/ egoisme (mementingkan dirinya sendiri), yaitu mahasiswa yang selalu mempriotitaskan segala sesuatu hanya untuk dirinya sendiri. Segala sesuatu tindakan yang dilakukannya harus menghasilkan keuntungan pada dirinya sendiri, memprioritaskan manfaat juga untuk dirinya sendiri tak meperhatikan orang lain. karakter egois ini merupakan turunan dari karakteristik apatis. Sifat yang timbul dari karakteristik ini adalah iri hati, sombong, kikir.
Ketiga, Pragmatisme (instan/praktis), yaitu jenis mahasiswa yang pinginnya cepat mendapatkan hasil besar tapi tidak dibarengi dengan kemampuan (kualitas) diri. Ini sifat yang harus ditolak oleh mahasiswa, karena akan berdampak tidak bagus di masa depannya. Mereka akan merasakan kenikmatan dari sifat ini hanya sementara waktu. Sifat yang muncul dari karakteristik ini adalah bermalas-malasan, mudah putus asa, sering kehilangan kendali diri.
Karakteristik mahasiswa tanpa ide di atas akan berdampak dalam kehidupannya. Dampaknya yaitu mereka akan tertinggal, tidak mampu hidup dalam kelompok, arah tujuan suram tak jelas apa yang hendak di capainyadan mereka juga akan diasingkan dalm kehidupan bermasyarakat. tentu hal ini akan menghambat dalam pengembangan kempampuan dirinya. Mahasiswa seperti ini tidak produktif, hal ini jangan sampai terjadi pada generasi kita. Generasi anak-anak Indonesia itu harus unggul dan produktif. Ketika Sumber Daya Insani anak-anak bangsa Indonesia produktifmaka akan mudah dalam mewujudkan wajah negara indonesia yang maju.
Ketika mahasiswa mampu menetaskan ide-ideyang brilian, cemerlang, dan bagus makaupaya untuk membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang maju dan mermartabat tidak mustahil segera akan terwujudkan. Sebuah bangsa akan bermartabat, ketika generasi bangsa memiliki kemampuan dalam menetaskan para pemikir-pemikir muda yang produktif, progresif, loyalitas, miltan. Ditengah badai besar menghampiri dan menimpa bangsa indonesia ini seperti korupsi, konflik, kekerasan, kita harus tetap ikhtiar bahwa generasi muda (mahasiswa) yang masa datang mampu memperbaiki kondisi ini agar menjadi lebih baik.Maka saat ini kita harus mempersiapkan diri menjadi mahasiswa yang berkualitas dan produktif, memilikibasis orientasi kedepan sehingga mampu dalam membangun peradaban umat manusia Indonesia yang cerdas. 
Sedikit renungan dan refleksi saya menjadi seorang mahasiswa yang sadar akan tugas berat kaum intelektual‘’Berfikirlah hai kaum intelektual, jangan engkau hianati anugrah yang besar ini (akal) yang telah  Tuhan anugrahkan kepada mu. Jadilah mahasiswa yang berkepribadian mulia, memiliki transenden keislaman, jadikan identitasmuitu dalam mentransformasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sosial. Ingatlah kaum cendikiawan! tugas kita adalah berfikir, ketika kita berhenti dalam berfikir maka kemurkaan Tuhan akan datang kepada mu.’’ Mahasiswa harus berfikir, agar menjadi generasi yang unggul dan islami.
Salam perjuangan mahasiswa, salam perubahan …




[1]Tulisan untuk artikel di TPK IMM A.R Fakhruddin

Minggu, 11 Agustus 2013

CATATAN SEJARAHKU UNTUK IMM




http://keuanganlsm.com/wp-content/uploads/2011/01/Sejarah-Sistem-Pencatatan-Double-Entry.jpg
sumber gambar

Tak pernah terfikir aku akan menjadi bagian dari IMM,sesuatu yang tak terfikirkan olehku, IMM bagiku ialah mimpi kosong yang tak pernah tahu kapan aku bisa menghampirinya. Maklumlah dulu selepas SMA aku tak bisa langsung melanjutkan di Perguruan Tinggi, aku harus menahan keinginanku untuk melanjutkan studi 4 tahun lamanya, aku sering merasa iri ketika melihat kawan-kawan mahasiswa berdemo menuntut keadilan untuk rakyat, aku bergumam sendiri. Kapan aku bisa seperti mereka, berteriak-teriak menuntut hak rakyat. 
-
Banyak alasan kenapa aku sangat ingin bergabung dengan IMM. Alasan yang membuatku tak bisa tidur dibuatnya, walaupun bisa dikatakan konyol, tapi itulah aku, aku melakukan hal yang tak terduga oleh keluargaku. Ketika aku memutuskan untuk pergi keluar negeri agar aku bisa melanjutkan sekolahku, aku beralasan aku ingin membiayai sekolahku sendiri.

Kamis, 28 Maret 2013

Gerak dakwah praksis IMM




Gerak Dakwah Praksis IMM
Pendekatan dakwah KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah

     A. Pendahuluan
           Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) kini telah terbang melayang menelusuri
ruang nyata negeri Indonesia ini lebih kurang telah membentangkan sayap di angkasa 49 tahun. IMM mulai dari awal pembentangan sayap (masa kelahiran) hingga take of (pasca kelahiran) di angkasa negeri ini tidak semerta-merta terbang tanpa beban. Dalam terbang ke angkara ini, IMM terus memahami makna, menemukan jati diri untuk dapat bersaing pada tingkat kualitas yang baik. Sehingga IMM dapat dengan baik melakukan manuver dan bersaing dengan gerakan lain. IMM tidak hanya memahami dirinya sendiri untuk menemukan jati diri, tetapi dalam ruang angkasa di negeri ini. IMM mencoba menjadi civil society bagi negara ini, mengontrol gerak pemerintahan untuk melindungi kaum  mustads'afin.

Senin, 25 Maret 2013

Layakkah Kader IMM disebut Aktivis?





Pasca reformasi, kebebasan terbuka seperti layaknya sebuah pintu gerbang yang tidak pernah tertutup. Gerakan mahasiswa yang mempelopori jatuhnya orde baru muncul menjadi sosok pahlawan super yang memberikan stimulus kepada gerakan mahasiswa di kampus-kampus. Adanya reputasi kepahlawanan yang mengawali sejarah panjang perjuangan pergerakan mahasiswa menyemaikan tumbuh kembangnya aktivis-aktivis kampus.

Jumat, 01 Februari 2013

Nilai Perkaderan Dibalik Lagu Mars IMM

“Ayolah!! Ayo! Ayo!!

Derap derukanlah langkah

Kibar dan geleparkan panji-panji

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Sejarah umat telah menuntut bukti

Ingatlah!! Ingat! Ingat!

Niat tlah diikrarkan

Kitalah cendekiawan berpribadi

Susila cakap takwa kepada Tuhan

Pewaris tampuk pimpinan umat nanti

IMMawan dan IMMawati

Siswa tauladan putra harapan

Penyambung hidup generasi

Umat Islam seribu zaman

Pendukung cita-cita luhur

Negeri indah, adil dan makmur”

Bila diperhatikan lebih seksama lirik dari Mars IMM diatas telah menjelaskan tujuan persyarikatan Muhammadiyah secara umumnya dan IMM secara khususnya. Mulai dari lirik “ayolah,,ayo,,ayo,,” di Mars ini IMM mengajak segenap kader  untuk bersama-sama melakukan sesuatu. Bait selanjutnya, “derap derukan langkah”, derap dalam kamus bahasa indonesia berarti tempo dalam gerak langkah; laju gerak; lari cepat, sedangkan deru adalah segala bunyi yang menyerupai tiupan angin kencang. Pada bait pertama kita diajak untuk bersama-sama, dilanjutkan bait kedua dengan ajakan bergerak cepat, melangkah dengan tempo bahkan berlari cepat hingga menyerupai angin kencang, lirik ini menyadarkan para kader bahwa mereka sebagai pemuda-pemudi yang tidak seharusnya loyo (tidak bersemangat) dalam bergerak, karena kita kader IMM tumpuan gerakan Muhammadiyah yang seyogyanya gerakan itu tidak statis namun progresif. Bait ketiga, “dan kibar geleparkan panji-panji” disini kita diajak untuk mengkibarkan panji-panji Islam, dalam kamus Indonesia panji adalah bendera (terutama yg berbentuk segitiga memanjang); 2 tanda kebesaran (kebanggaan dsb); pedoman hidup: jadikan Pancasila sbg -- mu dl berjuang; 3 naungan (dilindungi oleh): di bawah -- revolusi, Indonesia merdeka;

spt -- , ditiup angin berkibar-kibaran, pb tidak tetap pendirian, ikut pihak yg kuat. Panji disini merupakan panji Islam yang harus kita tegakkan dan dijunjung tinggi seperti dalam tujuan Muhammadiyah; menegakkan dan menjunjung tinggi sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, bait ke-empat yaitu “Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah  bait ini menunjukkan sebuah identitas pemuda yang dari bait pertama hingga bait ketiga mengajak, bergerak, mengkibarkan panji Islam, sekaligus subyek yang dihimbau pada bait selanjutnya. Bait kelima “sejarah umat telah menuntut bukti” sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa Muhammadiyah untuk bekerja nyata tidak hanya beretorika sehingga dengan kita dapat mengukir sejarah. 


Bait ke-enam “ingatlah,,ingat,,ingat” kader IMM bersama-sama untuk saling mengingatkan. Bait ketujuh “niat tlah diikrarkan ” niat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah maksud atau tujuan suatu perbuatan,  sedangkan kata ikrar adalah janji (sumpah) yang sungguh-sungguh. Jadi disini kita bergerak dengan tujuan (tujuan IMM) kemudian para kader mengikrarkannya, pada bait-bait selanjutnya. Bait ke delapan “kitalah cendekiawan berpribadi”, cendekiawan adalah 1 orang cerdik pandai; orang intelek; 2 Sos orang yg memiliki sikap hidup yg terus-menerus meningkatkan kemampuan berpikirnya untuk dapat mengetahui atau memahami sesuatu (KBBI), mengapa dalam bait ini kata cendekiawan disandingkan dengan kata berpribadi? Berpribadi disini adalah bagaimana seseorang itu mempunyai perilaku atau sikap positif yang membuat dirinya berbeda dengan pribadi lainnya, lalu pribadi seperti apa yang dimaksud, jika berbicara tentang suatu standar kualitas pribadi maka tak lain dan tak bukan kita haruslah mencontoh atau bercermin pada seseorang yang paling baik perilakunya, beliaulah Nabi kita Muhammad SAW. Seperti dalam firman Allah berikut ; “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” QS. Al-Ahzab : 21. Ayat tersebut ditujukan kepada seluruh manusia, yang artinya semua orang termasuk kader IMMpun dapat menemukan keteladanan pada diri Nabi Muhammad SAW yang dapat mengantarkan mereka untuk memperoleh Rahmat Allah SWT, siapapun orangnya dapat menimba keteladanan dari sumber yang tidak pernah kering itu. Di bait ke- Sembilan “susila cakap takwa kepada Tuhan” ,susila ; a baik budi bahasanya; beradab; sopan: semua orang akan senang melihat remaja yg -- thd orang tua; 2 n adat istiadat yg baik; sopan santun; kesopanan; keadaban; kesusilaan: orang yg merasa terpelajar sudah seharusnyalah mengenal --; 3 n pengetahuan tt adab: di sekolah dasar anak-anak mulai diajar --;ber·su·si·la v mempunyai sifat susila;ke·su·si·la·an n 1 perihal susila; yg berkaitan dng adab dan sopan santun; 2 norma yg baik; kelakuan yg baik; tata krama yg luhur;  cakap ; kl sanggup melakukan sesuatu; mampu; dapat, Takwa ; n 1 terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya; 2 keinsafan diri yg diikuti dng kepatuhan dan ketaatan dl melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya; 3 kesalehan hidup;

Di bait ke- Sepuluh, “pewaris tampuk pimpinan umat nanti”pewaris; orang yg mewariskan, jadi kader IMM  adalah produsen kader untuk generasi mendatang. Maka dari itu, pada bait  ke- Delapan dan Sembilan merupakan modal awal kader sebelum dia mencetak kader selanjutnya. Dengan harapan apabila suatu umat atau bangasa dipegang oleh pemimpin-pemimpin yang tergambarkan di atas, maka akan terwujud negeri  yang digambarkan dalam bait terakhir di mars ini.

Pada bait ke sebelas hingga ke enam belas menggambarkan tentang profil dari kader IMM yaitu siswa teladan yang menjadi harapan bangsa sekaligus penyambung generasi dan pendukung cita-cita luhur dalam membentuk Baldatun Thoyibatun Wa Rabbun Ghofur yang merupakan tujuan utama dari persyarikatan Muhammadiyah.

by. Immawati Innani M.S (Epi Umy 2010)