sumber gambar |
Tak pernah terfikir aku akan menjadi
bagian dari IMM,sesuatu yang tak terfikirkan olehku, IMM bagiku ialah mimpi
kosong yang tak pernah tahu kapan aku bisa menghampirinya. Maklumlah dulu selepas
SMA aku tak bisa langsung melanjutkan di Perguruan Tinggi, aku harus menahan
keinginanku untuk melanjutkan studi 4 tahun lamanya, aku sering merasa iri
ketika melihat kawan-kawan mahasiswa berdemo menuntut keadilan untuk rakyat,
aku bergumam sendiri. Kapan aku bisa seperti mereka, berteriak-teriak menuntut
hak rakyat.
-
Banyak alasan kenapa aku sangat ingin
bergabung dengan IMM. Alasan yang membuatku tak bisa tidur dibuatnya,
walaupun bisa dikatakan konyol, tapi itulah aku, aku melakukan hal yang tak terduga
oleh keluargaku. Ketika aku memutuskan untuk pergi keluar negeri agar aku bisa
melanjutkan sekolahku, aku beralasan aku ingin membiayai sekolahku sendiri.
Masa-masa sulit dalam hidupku dimulai,
aku akhirnya benar-benar bekerja di luar negeri menjadi seorang “Buruh Migran
Indonesia” ada satu julukan keren bagi kami yaitu BMI. Mungkin ini sama sekali
tak ada hubungannya dengan IMM, tapi setidaknya aku ingin kalian tau bahwa
di negeri seberang sana, banyak rakyat kita yang sedang melakukan sebuah
perjuangan, perjuangan untuk anak-anaknya, untuk orang tuanya, untuk dirinya,
untuk keluarganya, bahkan untuk negerinya.
-
Sadarkah kita sebagai generasi yang
diharapkan mampu mengubah wajah negeri ini menjadi wajah yang lebih baik. Apa
yang harus kita lakukan untuk negeri ini? Apa yang akan kita berikan untuk negeri
ini? Apa itu hanya kata-kata kosong yang
tak punya makna? Apa itu mustahil untuk diwujudkan? Apa itu hanya sebuah
kesia-siaan di siang bolong? Yah semuanya tergantung diri kita masing-masing.
Apa kita sudah sadar posisi kita saat ini!
-
Kata Bapakku” Jalani Hidup ini dengan
tetes keringat perjuangan bukan dengan air mata kesedihan” kata-kata yang menginspirasi terutama bagi
kami anak-anaknya. Ya itulah ucapan yang
biasa”almarhum ayah” nasihatkan kepada kami berulang-ulang. Ya awalnya kami
memang belum mengerti apa maknanya, tapi setelah kepergian bapak, kami baru
mengerti apa yang beliau maksudkan.ayahku selalu menginginkan anak-anaknya
untuk meneruskan perjuangan beliau.
-
Ketika dulu aku sering mengeluh aku malas
mengikuti kegiatan kegiatan perkaderan, ayahku selalu berucap yang membuatku
tak bisa membantah perkataannya. "Yayu, kalau bukan anak-anak bapak yang nerusin
perjuangan bapak, siapa lagi yang mau nerusin perjuangan bapak?"
-
Karena ku tak ingin berlama-lama
menceritakan diriku, langsung saja akan aku ceritakan bagaimana awal mula aku
bisa bergabung dengan IMM,
Setelah 4 tahun aku berhenti sekolah
akhirnya Allah mengabulkan doaku akhirnya aku benar-benar bisa melanjutkan
kuliah. Kita aku mulai kuliah aku mulai mencari-cari tahu tentang IMM, pokoknya
dalam pikiranku, aku harus bergabung dengan IMM, ini caraku melanjutkan harapan
ayah, ini adalah bentuk perjuangan yang akan aku lakukan.
-
Mulailah aku mendaftarkan diri menjadi
peserta perkaderan awal IMM, tak lupa aku mendapatkan beberapa pertanyaan yang wajib aku isi,
awalnya aku bingung buat apa aku mengisi pertanyaan-pertanyaan ini. Aku tak mengerti apa
tujuannya, tapi tetap saja aku jawab aku tak ingin banyak membantah, pikirku
ikuti saja alurnya. Tak lama berselang adalah wawancara, sebelumnya aku sudah
merasa deg-degan apa lagi yang akan mereka lakukan? Hatiku bertanya-tanya. Aku
sudah dibuat emosi oleh mereka muka muka garang yang tak ada senyum, emosi aku
dibuatnya, tapi lagi-lagi aku memilih diam, memilih menunggu apa yang akan
mereka perbuat padaku.
-
Inilah saat-saat yang ditunggu-tunggu
oleh calon-calon kader baru. Walau banyak kenyataannya banyak teman teman yang
lain sama sekali belum tahu apa itu IMM, jangankan tahu, mendengar IMM saja
mungkin baru pertama kalinya, kegiatan yang tak pernah terduga, sama sekali tak
ada seulas senyum pun yang mereka lontarkan pada kami, yang ada hanya muka datar
tanpa ekspresi. Itu masih mending yang ada dalam hari-hari itu hidupku hanya
dipenuhi emosi yang ingin aku ledakkan secepatnya.
-
Emosiku seperti diadu-aduk. Tapi ketika
materi banyak yang membuatku sadar bahwa banyak hal yang perlu diperbaiki,
banyak hal yang harus aku perbuat. Tibalah di malam terakhir, malam yang tak
terlupakan. Ketika prosesi malam terakhir emosiku diaduk-aduk dengan pertanyaan-yang
menusuk ulu hati jika benar-benar bisa mengerti maknanya. Apa yang akan aku
berikan untuk IMM? Apa aku siapa berjuang untuk IMM? Aku menjawab dengan suara bergetar ”aku akan
berjuang untuk IMM!!!” itu jawaban spontan sebenarnya, entah kekuatan dari mana
aku bisa mengucapkan kata-kata itu. aku dibuat seperti orang bodoh yang harus
mau menuruti apa mau mereka”ini konyol umpatku dalam hati” berteriak –teriak sampai ingin menangis aku
dibuatnya.
-
Entah berapa puluh kali aku berteriak. akhirnya
selesai juga pertanyaan itu, akhirnya aku dilepaskan, yah kami memang seperti
sedang di penjara. Akhirnya aku kembali berjalan dan sampai ditempat terakhir,
aku melihat temanku duduk bersila diatas tanah, tanpa suara. Hanya keheningan
yang tercipta. Aku pun duduk bergabung dengan mereka. Tibalah saatnya aku merenungi jawabanka
barusan, “aku akan berjuang untuk IMM" benarkah ucapanku, entah mengapa justru bayangan ayahku yang
hadir di depanku, aku tak lagi memperhatikan sekitarku, aku menangis sesenggukan
seperti mendengar ayah bercakap padaku, aku merasa ini bukanlah permainan, ini
serius apa yang akan aku lakukan setelah ini, apa yang akan aku perbuat.
-
Aku harus membuktikan ucapanku, aku harus
melaksanakan janjiku pada ayah. Hatiku bergumam sendiri dengan air mata
bercucuran tanpa suara, hanya hati yang berucap,”ayah aku tak akan
mengecewakanmu, aku akan penuhi janjiku.” Bagiku saat itu ialah saat saat
perenungan, apa yang telah terjadi selama ini,apa yang telah aku perbuat, semua
kejadian yang telah terjadi saling berkelebat menuntut pertanggung jawaban.
-
Pertanggung jawaban seperti apa yang akan
aku lakukan, apakah hanya sekedar omdo (omong doang) atau pembuktian nyata. IMM
JAYA!!!
-
Oleh : Immawati Body Mutoharoh (PAI 2012)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot