Kamis, 28 Maret 2013

Gerak dakwah praksis IMM




Gerak Dakwah Praksis IMM
Pendekatan dakwah KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah

     A. Pendahuluan
           Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) kini telah terbang melayang menelusuri
ruang nyata negeri Indonesia ini lebih kurang telah membentangkan sayap di angkasa 49 tahun. IMM mulai dari awal pembentangan sayap (masa kelahiran) hingga take of (pasca kelahiran) di angkasa negeri ini tidak semerta-merta terbang tanpa beban. Dalam terbang ke angkara ini, IMM terus memahami makna, menemukan jati diri untuk dapat bersaing pada tingkat kualitas yang baik. Sehingga IMM dapat dengan baik melakukan manuver dan bersaing dengan gerakan lain. IMM tidak hanya memahami dirinya sendiri untuk menemukan jati diri, tetapi dalam ruang angkasa di negeri ini. IMM mencoba menjadi civil society bagi negara ini, mengontrol gerak pemerintahan untuk melindungi kaum  mustads'afin.


-
Gerak IMM telah banyak memberi warna bagi negeri ini, kurang lebih IMM berjuang di negeri ini untuk pengontrol gerak roda pemerintahan Indonesia selama hampir setengah abad. Selain dalam perjalanan untuk mempercantik ikatan, IMM mengabdikan diri sebagai gerakan keadilan  di lingkungan masyarakat, khususnya masyarakat yang lemah, yatim-piatu, anak jalanan, serta orang-orang yang tertindas (mustad’afin). Dalam awal perjalanan IMM hingga pasca kelahirannya telah banyak berbenturan dengan polemik yang ada di negeri ini. IMM terus berbenah diri, serta memahami gerak dan mengontrol langkah pergerakan pemerintah agar tidak mendholimi masyarakat Indonesia. Nilai-nilai yang ada di dalam ikatan itu memberi warna bagi warga ikatan untuk melangkah berjuang menegakkan keadilan. Namun ikatan jangan hanya terlena dengan keadaan diri ikatan, nilai-nilai yang terkandung dalam islam harus menjadi jati diri setiap anggota kader dalam melaksanakan gerak dakwah mahasiswa.
-
Dalam menanamkan nilai-nilai ajaran islam dalam diri ikatan itu tidak dapat secara cepat tertanam dengan sempurna ke dalam diri anggota ikatan, namun  melalui proses yang lama. Langkah dakwah harus terus tercipta dalam diri ikatan, sebagai langkah pembaharuan untuk ikatan dan lingkungan kampus, dalam rangka menerapkan trilogi IMM kepada setiap kader ikatan membutuhkan proses yang lama untuk merasuk ke setiap kader ikatan. Proses dakwah IMM sangat diperlukan dalam mewujudkan akademisi Islam, sesuai dengan tujuan IMM yatiu mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah[1]. Dapat ditarik alur gerakan dakwah ikatan, yaitu sebagai anak dari Muhammadiyah harus meneruskannya sesuai dengan gerak Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
-
Sebagai organisasi otonom dari Muhammadiyah, IMM harus menempatkan ikatan dalam langkah perjuangan harus berpondasi dari ayahanda Muhammadiyah. Sehingga dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah, ikatan ikut serta untuk mewujudkannya. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, tentunya ikatan harus mewujudkan dakwah itu juga. IMM adalah otonom yang paling ideal dalam mewujudkan langkah perjuangan Muhammadiyah, secara tidak langsung IMM mendapat beban berat dalam rangka mewujudkan cita-cita Muhammadiyah. Langkah dakwah harus menjadi jati diri ikatan dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sesuai tuntunan al-Qur’an dan As-sunnah. Dihampir usianya IMM yang ke setengah abad, langkah dakwah IMM harus dengan maksimal di gerakkan untuk membentuk masyarakat islami, terutama di lingkungan kampus PTM & PTN dan masyarakat luas.
-
B.      Pengertian dakwah
-
Dakwah sejatinya adalah merupakan konsep Islam yang paling demokratis. Kata dakwah (bahasa arab) berasal dari da’a-yad’u-dakwatan artinya menyeru, memanggil, dan menjamu. Allah memberi pesan agar dalam berdakwah disampaikan dengan bi-hikmah wa al-mauidhat al-hasan wa jadil-hum bi-lati hiya hasan. (QS. An-Nahl:125).  Hikmah adalah hal yang utama dari segala sesuatu baik lisan maupun perbuatan, yang lahir dari pepaduan ilmu dan arif.  Al-maudhat al-hasan yakni uraian yang menyentuh hati yang mengantar kepada kebaikaaan. Wa jadilhum bi-lati haya ahsan yakni dialog dengan argumen yang paling baik (shihab, 2009:775-776) dengan demikian dakwah merupakan jalan untuk menyebarluaskan ajaran Islam yakni ajaran dari Allah SWT kepada manusia secara cerdas dan memperhatikan sasaran masyarakat atau umat yang didakwahi, bukan sebagai jalan yang sepihak atau minolitik apalagi dengan jalan kekerasan.[2]
-
C.      Dakwah Ahmad Dahlan
-
Dalam berdakwah KH. Ahmad Dahlam dengan arif dan bijaksana dalam mengembangkan dakwah. Dakwah beliau saya rasa metode dakwah yang sungguh luar biasa berbeda dengan da’i pada sejamannya. Dalam berdakwah, KH Ahmad Dahlan terkenal dengan kearifan dan kebijaksanaan tidak memaksa peserta dakwah mengikutinya, beliau dalam berdakwah selalu memperhatikan budaya masyarakatnya. Dalam berdakwah, jika pandangan bertentangan dengan masyarakat umumnya maka toleransi ada dalam diri KH Ahmad Dahlan, namun beliau dalam berdakwah maka beliau pula yang pertama menerapkan dengan melakukan perbuatan nyata dalam dirinya.
-
Adapun langkah-langkah dakwah KH. Ahmad Dahlan adalah dengan memperhatikan budaya model setempat, sehingga dakwah beliau dapat diterima. Dengan kebijaksanaan dalam berdakwah dibuktikan hingga 1 abad persyarikatan mengalami kemajuan yang pesat dapat kita lihat dari hasil perjuangan berupa amal usaha yang berdiri dari Sabang sampai Merauke. Beribu-ribu amal telah berkembang di negeri ini, hal inilah bukti nyata bahwa dakwah beliau dapat diterima di masyarakat Indonesia.
-
Terhadap masyarakat jawaisme dan tradisionalisme langkah yang diambil oleh KH. Ahmad Dahlan yakni; terhadap, tradisionalisme, kyai Ahmad Dahlan menggunakan metode tabligh (menyampaikan) dengan mengunjungi murid-muridnya, dari pada menunggu kedatangan mereka. Padahal pada waktu itu, guru mencari murid adalah persoalan ‘’aib sosial-budaya’’. Dan kiai Dahlan adalah sosok yang pantas dan berhak didatangi oleh murid-muridnya dikarenakan kecakapan dan kemampuan dibidang agama.[3]
-
Kalau ditelaah model guru pada zaman modern ini, seperti sosok kiai Ahmad Dahlan sangat sulit dan bahkan tidak ada lagi. Kepribadian itulah yang menjadi kelebihan sosok Ahmad Dahlan. Pada saat ini guru datang mengajar setelah murid/ mahasiswa ada di kelas ini secara umum di terapkan di indonesia, namun tidak dengan kiai Dahlan, yang rela berjalan untuk mengunjungi para murid-muridnya. Menurut M. Abdul Halim Sani tabligh yang digunakan ini dilakukan setidaknya ada dua implikasi yaitu; pertama, melawan langsung terhadap idolatery (pemujaan tokoh) ulama, dan yang kedua, perlawanan langsung terhadap mistifikasi agama. Menelaah penyataan ini, memberikan faham terhadap terhadap murid-muridnya agar guru tidak secara taklid diikuti secara tulen dan hal-hal yang berbau mistik berusaha untuk terhindar dari pandangan-pandangan nada masyarakat pada umumnya waktu itu.
-
Kedua, dalam menghadapi jawaisme kiai Ahmad Dahlan menggunakan metode positive action (dengan mengedepankan amar ma’ruf) dan tidak frontal menyerangnya (nahi munkar).[4] Pada waktu itu istilah TBC yang terdapat pada masyarakat dan bahkan sudah menjadi rutinitas masyarakat pada umumnya pandangan itu. Misalnya, untuk mencapai kekayaan tidak perlu kerja keras, namun hanya butuh jimat dari dukun (pelaris pada dagangan). Itu adalah perbuatan (kurafat) syirik kecil karena menduakan Allah SWT. Kemudian menghilangkan pandangan umum bahwa di pohon itu ada setan dan jika lewat di pohon itu maka akan di bunuh oleh hantu, itu adalah  perbuatan (tahayul) yang harus diberantas. Kemudian dalam hal bid’ah misalnya dengan menambah-nambah dalam ibadah yang tidak di ajarkan dalam syariat Islam.
-
Pemikiran dan konsep dakwah Islam dalam Muhammadiyah bersifat mendalam, luas dan fundamental. Dalam buku ‘’Islam dan Dakwah’’ (1988:1-5) dinyatakan bahwa dakwah adalah ‘’ panggilan dan seruan bagi umat manusia menuju jalan Allah (QS yunus :108) yaitu jalan menuju Islam (QS Ali Imran :19)’’. Dakwah juga sebagai ‘’ upaya tiap muslim dan merealisasikan (aktualisasi) fungsi kerisalahan dan fungsi kerahmatan’’. Fungsi kerisalahan dari dakwah ialah ‘’meneruskan tugas Rasulullah (QS. AL-Maidah :67) menyampaikan dinul-Islam kepada seluruh umat manusia (QS Ali-Imran : 104, 100,114)’’. Sedangkan fungsi kerahmatan berarti ‘’ upaya menjadikan (mengejewantahkan, mengaktualkan, mengoprasionalkan) Islam sebagai rahmat (penyejahtera, pembahagia, pemecah persoalan) bagi seluruh manusia (QS (Al-Anbiya: 107’’. Dengan demikian Muhammadiyah dengan segala usahanya tidak lain merupakan manifestasi dari dakwah Islam di berbagai aspek kehidupan manusia.`[5]
-
Itulah mungkin makna dakwah dan penafsiran yang tepat untuk melakukan dakwah, sehingga dakwah tidak hanya sekedar menyampaikan dengan lisan maupun tulisan namun tidak ada aksi dari dakwah itu. Sehingga dalam konsep dakwah ini kita harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan ajaran serta mewujudkan dalam kehidupan. Antara praktik lisan dengan perbuatan berlaku saling berkesinambungan, sehingga dakwah tidak hanya menghasilkan orang-orang yang ber-ritual semata tetapi aspek sosial juga diterapkan. Sehingga menciptakan masyarakat yang damai, makmur, aman sentosa.
-
D.     Dakwah Muhammadiyah
-
Salah satu ciri gerakan Muhammadiyah adalah gerakan dakwah, yang terkenal dengan jargonnya ‘amar ma’ruf nahi munkar’ menjalankan segala perbuatan yang diridhoi Allah SWT (ma’ruf) dan menjauhi perbuatan yang di haramkan Allah (munkar). Dengan beramar ma’ruf nahi munkar diharapkan oleh Muhammadiyah dapat mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga apabila terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya mampu mewujudkan Negara yang ber baldhatun thayybatun wa rabbun ghafur ( Negara yang adil dan makmur).
-
Gerakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar ini menjadi sikap/tekad yang bulat dalam khittah perjuangan Muhammadiyah. Salah satu kelebihan dari Muhammadiyah adalah dalam bidang gerakan dakwah. Dakwah oleh Muhammadiyah diartikan dengan makna yang luas, tidak hanya berhubungan dengan hal yang berbau rutinitas spiritual saja. Menurut Haedar Natsir Hal yang menarik dari organisasi Muhammadiyah ini dalam dakwah adalah tidak hanya bersifat lisan dan tulisan (da’wah bilisan dan da’wah al-maqad), tetapi sekaligus dengan dakwah secara riil dalam perbuatan atau tindakan dalam masyarakat (da’wah bil-hal dan da’wah bi-lisan al-hal).  Da’wah dalam sifatnya bil-hal sangat nampak secara kongkrit diterapkan oleh Muhammadiyah yang diwujudkan dengan berdirinya amal usaha baik dibidang pendidikan, kesehatan,pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat (rumah panti), kegiatan ekonomi dan peran-peran kebangsaan secara lebih luas yang dilaksanakan dengan system organisasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
-
Untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya agar terbentuk suatu Negara yang adil dan makmur, menjadi indikasi kuat betapa gerakan dakwah Muhammadiyah bukan hanya lisan dan tulisan tetapi lebih luas lagi berupa tindakan dan amalan yang diwujudkan dalam usaha Muhammadiyah, yakni [1] menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengalaman, serta menyebar luaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan; [2] memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya; [3] meningkatkan semangat beribadah, jihad, zakat, infak, shadaqah, hibah dan amal salih lainnya; [4] meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumber daya manusia agar kemampuan tinggi serta berakhlak mulia; [5] memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta meningkatkan penelitian; [6] memajukan perekonomian dan kewirausahaan kearah  perbaikan hidup yang berkualitas; [7] meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; [8] memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumber daya alam dan lingkungan untuk kesejahteraan; [9] mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri; [10] memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; [11] membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan; [12] mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan; [13] mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta meningkatkan pembelaan terhadap masyarakat; dan [14] usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah (Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, pasal 3, tahun 2005)[6]
-
Gerakan dakwah secara konkrit dalam amal usaha Muhammadiyah membawa kesan organisasi Islam ini (Muhammadiyah) yang menjadi gerakan tajdid (pembaharuan). Dalam mengembangkan sayap dakwah, Muhammadiyah harus dapat membaca relita kehidupan pada zaman  modern ini dan isu-isu kontemporer agar gerakan dakwah dapat dengan mudah menyatu dengan masyarakat.
-
E.      Dakwah IMM 
-
IMM sebagai organisasi otonom dari Muhammadiyah serta merupakan anak kandung Muhammadiyah secara subtansial mengemban amanah dalam rangka mewujudkan tujuan Muhammadiyah, hal ini sesuai dengan tujuan IMM yaitu ‘mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah’.[7] Secara general gerakan IMM sangat kokoh dengan pondasi yang telah di cetuskan oleh para IMMawan dan IMMawati terdahulu (senior). Namun kini pondasi itu belum di Implementasikan secara general pula.
-
Dalam memulai langkah dakwahnya IMM diharapkan memberikan warna dan rasa dalam kiprahnya di negeri ini khususnya dalam Muhammadiyah sendiri. Salah satu kelebihan dari IMM walaupun sebagai anak kandung Muhammadiyah tapi keberadaannya dapat diterima oleh semua kalangan. Sebagai bukti bahwa IMM telah berkembang tidak hanya di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) namun juga di perguruan tinggi lain seperti UGM, UI, UNPAD dll. Itu membuktikan bahwa IMM itu ada tidak hanya untuk mencari kader Muhammadiyah tetapi jugauntuk mewujudkan Negara Indonesia ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945.
-
Dakwah disini tidak hanya diartikan sebagai sebuah dakwah yang hanya membicarakan spiritualitas, akhlak dan hukum islam tetapi lebih kedalam langkah real (praksis) gerakan IMM di dunia ini. Setelah pemahaman spiritualitas tertanam dalam diri kemudian langkah praksis dalam sosial itulah realitas yang harus dijalankan secara subtansialnya. IMM  harus dapat memadukan antara dakwah dan penerapan (real) di lingkungan masyarakat. sehingga terjadi kesempurnaan (perfect) dalam hal beribadah (dunia dan akhirat).
-
Langkah dakwah IMM sebenarnya telah ditegaskan dalam deklarasi Solo yaitu enam penegasan ikatan. Salah satu deklarasi itu adalah ilmu adalah amaliyah dan amal adalah ilmiyah. Konsep amal (perbuatan) sangat erat dengan konsep ilmu (pengetahuan) secara logis, pengetahuan harus diikuti dengan perbuatan (amal) yang baik. Dalam konsep ‘alim secara teoritis kata benda yang bukan hanya mengandung arti orang yang memiliki sifat pengetahuan, tetapi dalam bentuk gramatisnya mengandung makna orang yang bertindak sesuai dengan ilmunya (Wan Mohd. Nor Wan Daud, 1997:17).[8] Sehingga aktualisasi antara ilmu dan amal harus sejalan. Sehingga setiap anggota ikatan harus memahami hal ini bahwa setiap pengetahuan (ilmu) yang kita miliki harus kita amalkan sesuai dengan ilmu yang kita miliki pula.
-
Dalam kerangka pemikiran Islam, upaya pengembangan ilmu dan amal lebih bersifat seimbang, dalam artian, semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang maka semakin dituntut pula orang itu untuk mengamalkan ilmunya sepanjang kemampuan untuk itu memungkinkan dan didukung oleh kemauan yang tinggi.[9] Sehingga setiap ikatan harus memberikan kontribusi dalam merealisasikan trilogy dan trikompetensi dasar ikatan berdasarkan ilmu-ilmu yang dimiliki oleh setiap anggota ikatan.
-
Kemudian amal adalah ilmiah, setiap amal perbuatan harus bersandarkan pada keiklasan, dengan iklas itu diharapkan semakin tunduk kepada Allah. Kenapa harus ikhlas karena setiap amal yang tidak disandarkan pada keikhlasan maka amal perbuatan itu sia-sia belaka. Amal ilmiah yaitu setiap perbuatan (amal) haruslah dilandasi oleh rasionalitas yang otentik. Semakin tinggi tingkat rasionalitasnya dari sebuah amal praktis akan semakin bernlai pula amal yyang dilakukan. Sehingga jika perilaku amaliah yang non ilmiah akan berakibat degradasi nilai amal itu sendiri.
-
F.       Penutup
-
Dalam berdakwah pengertian harus dakwah harus di interprestasikan luas, sehingga antara habluminaAllah dan habluminanas sejalan dengan tujuan untuk kehidupan (dunia dan akhirat). Sebagai gerakan organisasi Islam, IMM harus dapat mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan Negara dengan sistem demokrasi yang adil. Langkah dimulai dari setiap masing-masing anggota ikatan dalam memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan dan mempraktikan dengan amal  praktis dan harus juga berdasarkan ilmiah (pemahaman).
-
Sebagai bagian dari ikatan, dan pelaku penulis closing statement yang kami berikan adalah  Bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu dan realisasikan dalam bentuk perbuatan dan harus di uji secara ilmiah. Sehingga kelak ikan menjadi motor penggerak bagi bangsa ini utuk lebih baik lagi kususnya organisasi Muhammadiyah.
-
Oleh : IMMawan Ari Susanto, EPI 2011





 [1] AD IMM Bab II pasal 6 
[2](nahsir, haedar. muhammadiyah gerakan pembaharuan. Yogyakarta:suara muhammadiya.2010. hlm 273. )
 [3]hani,M.afdul halim. manifesto gerakan intelektual profetik. Yogyakarta: sumudra biru hlm 74
[4] . ibid
[5](Nahsir,heder. muhammadiyah gerakan pembaharuan. Yogyakarta: suara muhammadiyah hlm 274)
[6](Nahsir,heder. muhammadiyah gerakan pembaharuan. Yogyakarta: suara muhammadiyah hlm 268)
[7]  AD IMM Bab II pasal 6
[8] Azhar M. epistimologi & refleksi ‘ pemikiran Islam kontemporer’ hal 143
[9] ibid

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot