Gerak Dakwah Praksis IMM
Pendekatan dakwah KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah
Pendekatan dakwah KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah
A. Pendahuluan
-
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) kini telah terbang melayang menelusuri
ruang nyata negeri Indonesia ini lebih
kurang telah membentangkan sayap di angkasa 49 tahun. IMM mulai dari awal
pembentangan sayap (masa kelahiran) hingga take of (pasca kelahiran) di
angkasa negeri ini tidak semerta-merta terbang tanpa beban. Dalam terbang ke
angkara ini, IMM terus memahami makna, menemukan jati diri untuk dapat bersaing
pada tingkat kualitas yang baik. Sehingga IMM dapat dengan baik melakukan
manuver dan bersaing dengan gerakan lain. IMM tidak hanya memahami dirinya
sendiri untuk menemukan jati diri, tetapi dalam ruang angkasa di negeri ini.
IMM mencoba menjadi civil society bagi negara ini, mengontrol gerak
pemerintahan untuk melindungi kaum mustads'afin.
-
Gerak IMM
telah banyak memberi warna bagi negeri ini, kurang lebih IMM berjuang di
negeri ini untuk pengontrol gerak roda pemerintahan Indonesia selama hampir setengah abad. Selain dalam perjalanan
untuk mempercantik ikatan, IMM mengabdikan diri sebagai gerakan keadilan di lingkungan masyarakat, khususnya
masyarakat yang lemah, yatim-piatu, anak jalanan, serta orang-orang yang
tertindas (mustad’afin). Dalam awal perjalanan IMM hingga pasca kelahirannya
telah banyak berbenturan dengan polemik yang ada di negeri ini. IMM terus berbenah diri, serta memahami gerak
dan mengontrol langkah pergerakan pemerintah agar tidak
mendholimi masyarakat Indonesia. Nilai-nilai
yang ada di dalam ikatan itu
memberi warna bagi warga ikatan untuk melangkah berjuang menegakkan keadilan.
Namun ikatan jangan hanya terlena dengan keadaan diri ikatan, nilai-nilai yang
terkandung dalam islam harus menjadi jati diri setiap anggota kader dalam
melaksanakan gerak dakwah mahasiswa.
-
Dalam
menanamkan nilai-nilai ajaran islam dalam diri ikatan itu tidak dapat secara
cepat tertanam dengan sempurna ke dalam diri anggota ikatan, namun melalui proses yang lama. Langkah dakwah
harus terus tercipta dalam diri ikatan, sebagai langkah pembaharuan untuk
ikatan dan lingkungan kampus, dalam rangka
menerapkan trilogi IMM kepada setiap kader ikatan membutuhkan proses yang lama
untuk merasuk ke setiap kader ikatan. Proses dakwah IMM sangat diperlukan dalam mewujudkan akademisi Islam, sesuai dengan
tujuan IMM yatiu “mengusahakan
terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah”[1]. Dapat ditarik alur gerakan dakwah ikatan,
yaitu sebagai anak dari Muhammadiyah harus meneruskannya sesuai dengan gerak
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf
nahi munkar.
-
Sebagai organisasi otonom dari Muhammadiyah, IMM harus
menempatkan ikatan dalam langkah perjuangan harus berpondasi dari ayahanda
Muhammadiyah. Sehingga dalam
rangka mencapai tujuan muhammadiyah,
ikatan ikut serta untuk mewujudkannya. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, tentunya ikatan harus mewujudkan
dakwah itu juga. IMM adalah otonom yang paling ideal dalam mewujudkan langkah
perjuangan Muhammadiyah, secara tidak langsung IMM mendapat beban berat dalam
rangka mewujudkan cita-cita Muhammadiyah. Langkah dakwah harus menjadi jati diri ikatan
dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
sesuai tuntunan al-Qur’an dan
As-sunnah. Dihampir usianya
IMM yang ke setengah abad, langkah dakwah IMM harus dengan maksimal di gerakkan
untuk membentuk masyarakat islami, terutama di lingkungan kampus PTM & PTN
dan masyarakat luas.
-
B. Pengertian dakwah
-
Dakwah
sejatinya adalah merupakan konsep Islam yang paling demokratis. Kata dakwah
(bahasa arab) berasal dari da’a-yad’u-dakwatan artinya menyeru, memanggil, dan menjamu. Allah memberi pesan agar dalam berdakwah disampaikan dengan
bi-hikmah wa al-mauidhat al-hasan wa jadil-hum bi-lati hiya hasan. (QS.
An-Nahl:125). Hikmah adalah hal yang utama dari
segala sesuatu baik lisan maupun perbuatan, yang lahir dari pepaduan ilmu dan
arif. Al-maudhat
al-hasan yakni uraian yang menyentuh hati yang mengantar kepada kebaikaaan. Wa
jadilhum bi-lati haya ahsan yakni dialog dengan argumen yang paling baik
(shihab, 2009:775-776) dengan demikian dakwah
merupakan jalan untuk menyebarluaskan ajaran Islam yakni ajaran dari Allah SWT
kepada manusia secara cerdas dan memperhatikan sasaran masyarakat atau umat
yang didakwahi, bukan sebagai jalan yang sepihak atau
minolitik apalagi dengan
jalan kekerasan.[2]
-
C. Dakwah Ahmad
Dahlan
-
Dalam
berdakwah KH. Ahmad Dahlam dengan arif dan bijaksana dalam mengembangkan dakwah. Dakwah beliau saya rasa metode dakwah yang
sungguh luar biasa berbeda dengan da’i pada sejamannya. Dalam berdakwah, KH Ahmad
Dahlan terkenal dengan kearifan dan kebijaksanaan tidak memaksa peserta dakwah
mengikutinya, beliau dalam berdakwah selalu memperhatikan budaya masyarakatnya.
Dalam berdakwah, jika pandangan
bertentangan dengan masyarakat umumnya maka toleransi ada dalam diri KH Ahmad
Dahlan, namun beliau dalam berdakwah maka beliau pula yang pertama menerapkan
dengan melakukan perbuatan nyata dalam dirinya.
-
Adapun
langkah-langkah dakwah KH. Ahmad Dahlan adalah dengan memperhatikan budaya model
setempat, sehingga dakwah beliau dapat diterima. Dengan kebijaksanaan
dalam berdakwah dibuktikan hingga 1 abad persyarikatan mengalami kemajuan yang
pesat dapat kita lihat dari hasil perjuangan berupa amal usaha yang berdiri
dari Sabang sampai Merauke. Beribu-ribu
amal telah berkembang di negeri ini, hal
inilah bukti nyata bahwa dakwah
beliau dapat diterima di masyarakat Indonesia.
-
Terhadap masyarakat jawaisme dan tradisionalisme langkah
yang diambil oleh KH. Ahmad Dahlan yakni; terhadap, tradisionalisme, kyai Ahmad Dahlan menggunakan metode tabligh
(menyampaikan) dengan mengunjungi murid-muridnya, dari pada menunggu kedatangan
mereka. Padahal pada waktu itu, guru mencari murid
adalah persoalan ‘’aib sosial-budaya’’. Dan kiai Dahlan adalah sosok yang
pantas dan berhak didatangi oleh murid-muridnya
dikarenakan kecakapan dan kemampuan dibidang agama.[3]
-
Kalau
ditelaah model guru pada zaman modern ini, seperti sosok kiai Ahmad Dahlan
sangat sulit dan bahkan tidak ada lagi. Kepribadian itulah yang menjadi kelebihan
sosok Ahmad Dahlan. Pada saat ini guru datang mengajar setelah murid/ mahasiswa
ada di kelas ini secara umum di terapkan
di indonesia, namun tidak dengan kiai Dahlan, yang rela berjalan untuk
mengunjungi para murid-muridnya. Menurut M. Abdul Halim Sani tabligh yang
digunakan ini dilakukan setidaknya ada dua implikasi yaitu; pertama, melawan
langsung terhadap idolatery (pemujaan tokoh) ulama, dan yang kedua, perlawanan
langsung terhadap mistifikasi agama. Menelaah penyataan ini, memberikan faham terhadap terhadap murid-muridnya agar
guru tidak secara taklid diikuti secara tulen dan hal-hal yang berbau mistik
berusaha untuk terhindar dari pandangan-pandangan nada masyarakat pada umumnya
waktu itu.
-
Kedua, dalam
menghadapi jawaisme kiai Ahmad Dahlan menggunakan metode positive action (dengan mengedepankan amar ma’ruf) dan tidak frontal menyerangnya (nahi munkar).[4] Pada
waktu itu istilah TBC yang terdapat pada masyarakat dan bahkan sudah menjadi
rutinitas masyarakat pada umumnya pandangan itu. Misalnya, untuk mencapai
kekayaan tidak perlu kerja keras, namun hanya butuh jimat dari dukun (pelaris
pada dagangan). Itu adalah perbuatan (kurafat) syirik kecil karena menduakan Allah SWT.
Kemudian menghilangkan pandangan umum bahwa di pohon itu ada setan dan jika
lewat di pohon itu maka akan di bunuh oleh hantu, itu adalah perbuatan (tahayul)
yang harus diberantas. Kemudian
dalam hal bid’ah misalnya dengan menambah-nambah dalam ibadah yang tidak di
ajarkan dalam syariat Islam.
-
Pemikiran
dan konsep dakwah Islam dalam Muhammadiyah bersifat mendalam, luas dan fundamental.
Dalam buku ‘’Islam dan Dakwah’’ (1988:1-5)
dinyatakan bahwa dakwah adalah ‘’ panggilan dan seruan bagi umat manusia menuju
jalan Allah (QS yunus :108) yaitu jalan menuju Islam (QS Ali Imran :19)’’.
Dakwah juga sebagai ‘’ upaya tiap muslim dan merealisasikan
(aktualisasi) fungsi kerisalahan dan fungsi kerahmatan’’. Fungsi kerisalahan dari
dakwah ialah ‘’meneruskan tugas Rasulullah (QS. AL-Maidah :67) menyampaikan
dinul-Islam kepada seluruh umat manusia (QS Ali-Imran : 104, 100,114)’’.
Sedangkan fungsi kerahmatan berarti ‘’ upaya menjadikan
(mengejewantahkan, mengaktualkan, mengoprasionalkan) Islam sebagai rahmat (penyejahtera, pembahagia,
pemecah persoalan) bagi seluruh manusia (QS (Al-Anbiya: 107’’. Dengan demikian Muhammadiyah dengan segala usahanya tidak lain
merupakan manifestasi dari dakwah Islam
di berbagai aspek kehidupan manusia.`[5]
-
Itulah
mungkin makna dakwah dan penafsiran yang tepat untuk melakukan dakwah, sehingga
dakwah tidak hanya sekedar menyampaikan dengan lisan maupun tulisan namun tidak
ada aksi dari dakwah itu. Sehingga
dalam konsep dakwah ini kita harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan ajaran
serta mewujudkan dalam kehidupan. Antara
praktik lisan dengan perbuatan berlaku saling berkesinambungan, sehingga dakwah
tidak hanya menghasilkan orang-orang yang ber-ritual semata tetapi aspek sosial
juga diterapkan. Sehingga
menciptakan masyarakat yang damai, makmur, aman sentosa.
-
D. Dakwah
Muhammadiyah
-
Salah satu
ciri gerakan Muhammadiyah adalah gerakan dakwah, yang
terkenal dengan jargonnya ‘amar ma’ruf nahi munkar’ menjalankan segala
perbuatan yang diridhoi Allah SWT (ma’ruf) dan menjauhi perbuatan yang di haramkan
Allah (munkar). Dengan beramar ma’ruf nahi munkar diharapkan oleh Muhammadiyah dapat mewujudkan masyarakat islam
yang sebenar-benarnya sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga apabila
terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya mampu mewujudkan Negara yang ber baldhatun thayybatun wa rabbun
ghafur ( Negara yang adil dan makmur).
-
Gerakan
dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar ini menjadi sikap/tekad yang bulat
dalam khittah perjuangan Muhammadiyah. Salah satu kelebihan dari Muhammadiyah adalah dalam bidang gerakan
dakwah. Dakwah oleh
Muhammadiyah diartikan dengan makna yang luas, tidak hanya berhubungan dengan
hal yang berbau rutinitas spiritual saja. Menurut Haedar Natsir Hal
yang menarik dari organisasi Muhammadiyah ini dalam dakwah adalah tidak hanya
bersifat lisan dan tulisan (da’wah bilisan dan da’wah al-maqad), tetapi sekaligus
dengan dakwah secara riil dalam perbuatan atau tindakan dalam masyarakat
(da’wah bil-hal dan da’wah bi-lisan al-hal). Da’wah dalam sifatnya bil-hal sangat nampak
secara kongkrit diterapkan oleh Muhammadiyah yang diwujudkan dengan berdirinya
amal usaha baik dibidang pendidikan, kesehatan,pelayanan sosial, pemberdayaan
masyarakat (rumah panti), kegiatan ekonomi dan peran-peran kebangsaan secara
lebih luas yang dilaksanakan dengan system organisasi yang tersebar di seluruh
Indonesia.
-
Untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya agar terbentuk
suatu Negara yang adil dan makmur, menjadi indikasi kuat betapa gerakan dakwah Muhammadiyah
bukan hanya lisan dan tulisan tetapi lebih luas lagi berupa tindakan dan amalan
yang diwujudkan dalam usaha Muhammadiyah, yakni [1] menanamkan keyakinan,
memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengalaman, serta menyebar
luaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan; [2] memperdalam dan
mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan untuk
mendapatkan kemurnian dan kebenarannya; [3] meningkatkan semangat beribadah,
jihad, zakat, infak, shadaqah, hibah dan amal salih lainnya; [4] meningkatkan
harkat, martabat, dan kualitas sumber daya manusia agar kemampuan tinggi serta
berakhlak mulia; [5] memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan,
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta meningkatkan
penelitian; [6] memajukan perekonomian dan kewirausahaan kearah perbaikan hidup yang berkualitas; [7]
meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; [8] memelihara,
mengembangkan, dan mendayagunakan sumber daya alam dan lingkungan untuk
kesejahteraan; [9] mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam
bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri; [10] memelihara keutuhan
bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; [11]
membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku
gerakan; [12] mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk
mensukseskan gerakan; [13] mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan
kebenaran serta meningkatkan pembelaan terhadap masyarakat; dan [14]
usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah (Anggaran
Rumah Tangga Muhammadiyah, pasal 3, tahun 2005)[6]
-
Gerakan
dakwah secara konkrit dalam amal usaha Muhammadiyah membawa kesan organisasi
Islam ini (Muhammadiyah) yang menjadi gerakan tajdid (pembaharuan). Dalam mengembangkan sayap dakwah, Muhammadiyah
harus dapat membaca relita kehidupan pada zaman
modern ini dan isu-isu kontemporer agar gerakan dakwah dapat dengan
mudah menyatu dengan masyarakat.
-
E. Dakwah IMM
-
IMM sebagai
organisasi otonom dari Muhammadiyah serta merupakan anak
kandung Muhammadiyah secara subtansial mengemban amanah dalam rangka mewujudkan
tujuan Muhammadiyah, hal ini sesuai dengan tujuan IMM
yaitu ‘mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam
rangka mencapai tujuan muhammadiyah’.[7]
Secara general gerakan IMM sangat kokoh dengan pondasi yang telah di cetuskan
oleh para IMMawan dan IMMawati terdahulu (senior). Namun kini pondasi itu belum
di Implementasikan secara general pula.
-
Dalam
memulai langkah dakwahnya IMM diharapkan memberikan warna dan rasa dalam
kiprahnya di negeri ini khususnya dalam Muhammadiyah sendiri. Salah satu
kelebihan dari IMM walaupun sebagai anak kandung Muhammadiyah tapi
keberadaannya dapat diterima oleh semua kalangan. Sebagai bukti bahwa IMM telah
berkembang tidak hanya di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) namun juga di
perguruan tinggi lain seperti UGM, UI, UNPAD dll. Itu membuktikan bahwa IMM itu
ada tidak hanya untuk mencari kader Muhammadiyah tetapi jugauntuk mewujudkan
Negara Indonesia ini sesuai dengan
pembukaan UUD 1945.
-
Dakwah
disini tidak hanya diartikan sebagai sebuah dakwah yang hanya membicarakan
spiritualitas, akhlak dan hukum islam
tetapi lebih kedalam langkah real (praksis) gerakan IMM di dunia ini. Setelah
pemahaman spiritualitas tertanam dalam diri kemudian langkah praksis dalam sosial itulah realitas yang harus dijalankan
secara subtansialnya. IMM harus dapat
memadukan antara dakwah dan penerapan (real) di lingkungan masyarakat. sehingga
terjadi kesempurnaan (perfect) dalam hal beribadah (dunia dan akhirat).
-
Langkah dakwah
IMM sebenarnya telah ditegaskan dalam deklarasi Solo yaitu enam penegasan
ikatan. Salah satu deklarasi itu adalah ilmu adalah amaliyah dan amal adalah
ilmiyah. Konsep amal (perbuatan) sangat erat dengan konsep ilmu (pengetahuan)
secara logis, pengetahuan harus diikuti dengan perbuatan (amal) yang baik.
Dalam konsep ‘alim secara teoritis kata benda yang bukan hanya mengandung arti
orang yang memiliki sifat pengetahuan, tetapi dalam bentuk gramatisnya
mengandung makna orang yang bertindak sesuai dengan ilmunya (Wan Mohd. Nor Wan
Daud, 1997:17).[8]
Sehingga aktualisasi antara ilmu dan amal harus sejalan. Sehingga setiap
anggota ikatan harus memahami hal ini bahwa setiap pengetahuan (ilmu) yang kita
miliki harus kita amalkan sesuai dengan ilmu yang kita miliki pula.
-
Dalam
kerangka pemikiran Islam, upaya pengembangan ilmu dan amal lebih bersifat
seimbang, dalam artian, semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang maka semakin
dituntut pula orang itu untuk mengamalkan
ilmunya sepanjang kemampuan untuk itu memungkinkan dan didukung oleh kemauan
yang tinggi.[9]
Sehingga setiap ikatan harus memberikan kontribusi dalam merealisasikan trilogy
dan trikompetensi dasar ikatan berdasarkan ilmu-ilmu yang dimiliki oleh setiap anggota ikatan.
-
Kemudian
amal adalah ilmiah, setiap amal perbuatan harus bersandarkan pada keiklasan,
dengan iklas itu diharapkan semakin tunduk kepada Allah. Kenapa harus ikhlas
karena setiap amal yang tidak disandarkan pada keikhlasan maka amal perbuatan
itu sia-sia belaka. Amal ilmiah yaitu setiap perbuatan (amal) haruslah
dilandasi oleh rasionalitas yang otentik. Semakin tinggi tingkat
rasionalitasnya dari sebuah amal praktis akan semakin bernlai pula amal yyang
dilakukan. Sehingga jika perilaku amaliah yang non ilmiah akan berakibat
degradasi nilai amal itu sendiri.
-
F. Penutup
-
Dalam
berdakwah pengertian harus dakwah harus di interprestasikan luas, sehingga antara
habluminaAllah dan habluminanas sejalan dengan tujuan untuk kehidupan (dunia
dan akhirat). Sebagai gerakan organisasi Islam, IMM harus dapat mewujudkan
masyarakat yang sejahtera dan Negara dengan sistem demokrasi yang adil. Langkah
dimulai dari setiap masing-masing anggota ikatan dalam memperkaya diri dengan
ilmu pengetahuan dan mempraktikan dengan amal
praktis dan harus juga berdasarkan ilmiah (pemahaman).
-
Sebagai
bagian dari ikatan, dan pelaku penulis closing statement yang kami berikan
adalah Bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu dan realisasikan
dalam bentuk perbuatan dan harus di uji secara ilmiah. Sehingga kelak ikan menjadi motor penggerak bagi bangsa
ini utuk lebih baik lagi kususnya organisasi Muhammadiyah.
-
Oleh : IMMawan Ari
Susanto, EPI 2011
[2](nahsir, haedar. muhammadiyah gerakan pembaharuan. Yogyakarta:suara
muhammadiya.2010. hlm 273. )
[4] . ibid
[5](Nahsir,heder. muhammadiyah gerakan pembaharuan. Yogyakarta: suara
muhammadiyah hlm 274)
[6](Nahsir,heder. muhammadiyah gerakan pembaharuan. Yogyakarta: suara
muhammadiyah hlm 268)
[8] Azhar M. epistimologi & refleksi ‘ pemikiran Islam kontemporer’ hal 143
[9] ibid
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot