Mengawali dengan sebuah ungkapan: “Siapa yang menanam maka ia yang akan menuai”. Ungkapan ini singkat, padat, jelas dan penuh makna bila dihayati dan direnungkan dengan seksama. Kita tanam padi, maka padi pula yang akan kita panen. Kita tanam jagung maka jagung pula yang akan kita panen. Kita tanam singkong maka singkong pula yang akan kita panen. Kita tanam cabai maka cabai pula yang akan kita panen. Bila kita tanam ubi maka ubi pulalah yang akan kita panen. Sungguh mustahil, bila kita tanam padi maka yang kita panen jagung. Bila yang kita tanam jagung maka yang kita panen singkong dan seterusnya.
Tidaklah mungkin gelas air kopi, ketika kita tuangkan ke luar air teh. Mustahil pula, bila gelas air teh, ketika kita tuang ke luar air kopi. Apa yang kita tanam maka itu pula yang akan kita panen.
Maka, jurusan
apapun yang sudah kita pilih hari ini pasti akan berpengaruh terhadap masa
depan kita. Bila kita kuliah di Fakultas kedokteran, maka ia akan menjadi
Dokter. Bila kita kuliah di Fakultas Manajemen maka ia akan jadi Manager. Bila
kita kuliah diper-bank-kan maka ia akan jadi Banker. Bila kita kuliah di
Ekonomi maka ia akan menjadi Ekonom. Bila kita kuliah di Teknik maka ia akan
jadi Teknokrat. Bila kita kuliah di pendidikan maka kita akan menjadi Pendidik.
Bila kita kuliah di dakwah maka ia akan berorentasi pada kemajuan dakwah
-Walaupun itu semua bisa beralih ke profesi yang lain, namun itu kecil
kemungkinan-. Artinya, apa yang kita tanam hari ini akan berdampak untuk masa
depan kita. Baik kita tanam maka baik pula yang kita panen. Buruk yang kita
tanam maka buruk pulalah hasil yang akan kita panen. Sebut saja firman Allah
swt dalam al-Zalzalah:
“Barangsiapa yang melakukan kebaikan walau seberat zarrah maka akan diperhitungkan, sebaliknya barangsiapa yang melakukan kebaikan walau seberat zarrah maka akan diperhitungkan pula di hari Akhir”.
“Barangsiapa yang melakukan kebaikan walau seberat zarrah maka akan diperhitungkan, sebaliknya barangsiapa yang melakukan kebaikan walau seberat zarrah maka akan diperhitungkan pula di hari Akhir”.
Maka, menjadi
kewajiban untuk menguasai ilmu yang kita tekuni saat ini. Apapun jurusan kita,
hukumnya wajib untuk menguasai secara mendalam ilmu yang kita tekuni. Sebut
saja, Mahasiswa Fakultas Agama wajib menguasai segala macam ilmu yang berkenaan
dengannnya. Mahasiswa Fakultas Ekonomi
wajib hukumnya menguasai ilmu yang berhubungna dengan ekonomi. Sehingga kapasitas
kita terhadap ilmu yang kita pelajari akan mumpuni. Artinya, tidaklah kita
harus sibuk-sibuk memikirkan jurusan orang lain yang tidak ada hubungannya
dengan kita. Sehingga akan membuang waktu dengan sia-sia. Bermakna, tidak perlu kita
mengkambinghitamkan orang lain, lebih baik kambinghitamkanlah diri kita
sendiri.
Dengan demikian,
akan lahir mahasiswa yang mampu mengubah dirinya, keluarganya, masyarakat
disekitarnya, dan yang lebih makro agama, nusa dan bangsanya sekalipun. Bila
tanaman kita saat ini, kita pupuk terus menerus, maka suatu saat akan kita
panen dengan hasil yang memuaskan. Ingat: “Jika kita ingin melihat keadaan kita
sekarang, maka lihatlah apa yang telah kita lakukan lima atau tujuh tahun yang
lalu. Bila kita ingin melihat keadaan kita lima atau tujuh tahun yang kan
datang, maka lihatlah apa yang telah kita lakukan saat ini.
by. Adnan Nasution Al-Achehi (Kpi Umy 2010)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot