Minggu, 06 Januari 2013

Hasil Sebanding dengan Usaha



Mengawali dengan sebuah ungkapan: “Siapa yang menanam maka ia yang akan menuai”. Ungkapan ini singkat, padat, jelas dan penuh makna bila dihayati dan direnungkan dengan seksama. Kita tanam padi, maka padi pula yang akan kita panen. Kita tanam jagung maka jagung pula yang akan kita panen. Kita tanam singkong maka singkong pula yang akan kita panen. Kita tanam cabai maka cabai pula yang akan kita panen. Bila kita tanam ubi maka ubi pulalah yang akan kita panen. Sungguh mustahil, bila kita tanam padi maka yang kita panen jagung. Bila yang kita tanam jagung maka yang kita panen singkong dan seterusnya.
Tidaklah mungkin gelas air kopi, ketika kita tuangkan ke luar air teh. Mustahil pula, bila gelas air teh, ketika kita tuang ke luar air kopi. Apa yang kita tanam maka itu pula yang akan kita panen.

Maka, jurusan apapun yang sudah kita pilih hari ini pasti akan berpengaruh terhadap masa depan kita. Bila kita kuliah di Fakultas kedokteran, maka ia akan menjadi Dokter. Bila kita kuliah di Fakultas Manajemen maka ia akan jadi Manager. Bila kita kuliah diper-bank-kan maka ia akan jadi Banker. Bila kita kuliah di Ekonomi maka ia akan menjadi Ekonom. Bila kita kuliah di Teknik maka ia akan jadi Teknokrat. Bila kita kuliah di pendidikan maka kita akan menjadi Pendidik. Bila kita kuliah di dakwah maka ia akan berorentasi pada kemajuan dakwah -Walaupun itu semua bisa beralih ke profesi yang lain, namun itu kecil kemungkinan-. Artinya, apa yang kita tanam hari ini akan berdampak untuk masa depan kita. Baik kita tanam maka baik pula yang kita panen. Buruk yang kita tanam maka buruk pulalah hasil yang akan kita panen. Sebut saja firman Allah swt dalam al-Zalzalah: 
Barangsiapa yang melakukan kebaikan walau seberat zarrah maka akan diperhitungkan, sebaliknya barangsiapa yang melakukan kebaikan walau seberat zarrah maka akan diperhitungkan pula di hari Akhir”.

Maka, menjadi kewajiban untuk menguasai ilmu yang kita tekuni saat ini. Apapun jurusan kita, hukumnya wajib untuk menguasai secara mendalam ilmu yang kita tekuni. Sebut saja, Mahasiswa Fakultas Agama wajib menguasai segala macam ilmu yang berkenaan dengannnya. Mahasiswa Fakultas  Ekonomi wajib hukumnya menguasai ilmu yang berhubungna dengan ekonomi. Sehingga kapasitas kita terhadap ilmu yang kita pelajari akan mumpuni. Artinya, tidaklah kita harus sibuk-sibuk memikirkan jurusan orang lain yang tidak ada hubungannya dengan kita. Sehingga akan membuang waktu dengan  sia-sia. Bermakna, tidak perlu kita mengkambinghitamkan orang lain, lebih baik kambinghitamkanlah diri kita sendiri.

Dengan demikian, akan lahir mahasiswa yang mampu mengubah dirinya, keluarganya, masyarakat disekitarnya, dan yang lebih makro agama, nusa dan bangsanya sekalipun. Bila tanaman kita saat ini, kita pupuk terus menerus, maka suatu saat akan kita panen dengan hasil yang memuaskan. Ingat: “Jika kita ingin melihat keadaan kita sekarang, maka lihatlah apa yang telah kita lakukan lima atau tujuh tahun yang lalu. Bila kita ingin melihat keadaan kita lima atau tujuh tahun yang kan datang, maka lihatlah apa yang telah kita lakukan saat ini.

by. Adnan Nasution Al-Achehi (Kpi Umy 2010)

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot