Minggu, 10 November 2013

Miss World “ Kejahatan Manusia”



Miss World  “ Kejahatan Manusia”. Sampai saat ini ajang kontes kecantikan dunia “Miss World” masih hangat untuk menjadi bahan perbincangan masyarakat Indonesia khususnya organisasi masyarakat Islam. Miss World yang sudah diadakan di Indonesia pada tanggal 8 September 2013 kemarin ini jelas menuai kontroversi bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah muslim. Meskipun ada yang mendukung dengan alasan promosi pariwisata dan budaya Indonesia, namun tidak sedikit dari masyarakat yang menolak kontes kecantikan ini.    
 
Ajang kontes kecantikan seperti Miss World ini tentu akan lebih banyak mengarah pada kontes kecantikan, bentuk tubuh semata. Meskipun dalam brandingnya yaitu 3 B (Brain, Beauty, Behavior), yang nantinya tidak hanya kecantikan saja yang menjadi pertimbangan dalam penilaiannya, namun hal ini hanya dalih yang digunakan agar kontes miss world ini  tetap bisa diselenggarakan. 
Jika penilaiannya tidak hanya kecantikan semata, apakah semua wanita bisa mengikuti kontes tersebut ? tentu jawabannya adalah tidak. Karena wanita yang bisa mengikuti kontes ini harus dengan ukuran-ukuran tertentu, baik kecantikan, warna kulit dan bentuk tubuh yang sesuai persyaratan. Hal ini merupakan bentuk stereotip seorang wanita oleh media. Ketika media menampilkan sosok sosok wanita yang berwajah cantik, berkulit putih mulus, tinggi langsing, matanya indah dan hidungnya mancung maka hal ini akan menjadi stereotip bahwa ukuran wanita cantik dan sempurna adalah yang demikian. Wanita yang gendut,hitam, pesek itu termasuk wanita jelek dan tidak laku untuk dipamerkan di hadapan publik. Artinya, wanita yang dipamerkan secara demikian itu menjadi korban eksploitasi oleh para kapitalis yang sekaligus menjadi penguasa media. Dalam hal ini saya meminjam pernyataan dari Dr. Adian Husaini bahwa,” dalam perspektif inilah media sponsor Miss World bisa dikatakan telah melakukan “kejahatan kemanusiaan”, karena melakukan proses “dehumanisasi” dan eksploitasi perempuan sebagai objek seksual.
Didasari dengan alasan apapun yang namanya kontes kecantikan atau seperti miss world ini  adalah suatu penipuan.  Pada  masa orde baru, menteri pendidikan dan kebudayaan, Daoed Joesoef yang terkenal dengan sosok yang sekuler  menyatakan bahwa, 
”Pemilihan ratu-ratuan seperti yang dilakukan sampai sekarang adalah suatu penipuan, di samping pelecehan terhadap hakikat keperempuanan dari makhluk (manusia) perempuan. Tujuan kegiatan ini adalah tak lain dari meraup keuntungan berbisnis, seperti, perusahaan kosmetika, pakaian renang, rumah mode, salon kecantikan, dengan mengeksploitasi kecantikan yang sekaligus merupakan kelemahan perempuan”.
Bahkan Daoed Joesoef menganalogikan perempuan yang mengikuti kontes kecantikan semacam ini seperti sapi perah yang nantinya hanya untuk dimafaatkan untuk menguntungkan pemiliknya. Daoed Joesoef memang terkenal dengan pemikirannya yang sekuler sehingga banyak mendapatkan kritikan keras dari para tokoh islam pada masa itu. Namun untuk pemikirannya dalam hal ini patut kita dukung dan setujui. Jika seorang tokoh sekuler saja menolak kontes kecantikan yang seperti itu, apalagi kita sebagai agen revolusi yang Insya Allah pemikirannya masih steril belum tercampur dengan paham-paham yang melenceng seharusnya lebih bisa kritis menerima atau menolak sesuatu. Jika sudah paham hendaknya menolak, jika tidak paham seharusnya mencari tau, karena jika memilih untuk diam, itu termasuk menyia-nyiakan nikmat Allah yang sudah memberi kita otak tapi tidak digunakan untuk berfikir. []

Kabid Hikmah IMM FAI

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot