Miss World “ Kejahatan Manusia”. Sampai saat ini ajang kontes
kecantikan dunia “Miss World” masih hangat untuk menjadi bahan
perbincangan masyarakat Indonesia khususnya organisasi masyarakat Islam. Miss
World yang sudah diadakan di Indonesia pada tanggal 8 September 2013 kemarin ini jelas
menuai kontroversi bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah muslim. Meskipun
ada yang mendukung dengan alasan promosi pariwisata dan budaya Indonesia, namun
tidak sedikit dari masyarakat yang menolak kontes kecantikan ini.
Ajang kontes kecantikan seperti Miss
World ini tentu akan lebih banyak mengarah pada kontes kecantikan, bentuk tubuh
semata. Meskipun dalam brandingnya yaitu 3 B (Brain, Beauty, Behavior), yang
nantinya tidak hanya kecantikan saja yang menjadi pertimbangan dalam
penilaiannya, namun hal ini hanya dalih yang digunakan agar kontes miss world
ini tetap bisa diselenggarakan.
Jika penilaiannya tidak hanya
kecantikan semata, apakah semua wanita bisa mengikuti kontes tersebut ? tentu
jawabannya adalah tidak. Karena wanita yang bisa mengikuti kontes ini harus
dengan ukuran-ukuran tertentu, baik kecantikan, warna kulit dan bentuk tubuh
yang sesuai persyaratan. Hal ini merupakan bentuk stereotip seorang wanita oleh
media. Ketika media menampilkan sosok sosok wanita yang berwajah cantik, berkulit
putih mulus, tinggi langsing, matanya indah dan hidungnya mancung maka hal ini
akan menjadi stereotip bahwa ukuran wanita cantik dan sempurna adalah yang
demikian. Wanita yang gendut,hitam, pesek itu termasuk wanita jelek dan tidak
laku untuk dipamerkan di hadapan publik. Artinya, wanita yang dipamerkan secara
demikian itu menjadi korban eksploitasi oleh para kapitalis yang sekaligus
menjadi penguasa media. Dalam hal ini saya meminjam pernyataan dari Dr. Adian
Husaini bahwa,” dalam perspektif inilah media sponsor Miss World bisa dikatakan
telah melakukan “kejahatan kemanusiaan”, karena melakukan proses “dehumanisasi”
dan eksploitasi perempuan sebagai objek seksual.
Didasari dengan alasan apapun yang
namanya kontes kecantikan atau seperti miss world ini adalah suatu penipuan. Pada
masa orde baru, menteri pendidikan dan kebudayaan, Daoed Joesoef yang
terkenal dengan sosok yang sekuler menyatakan bahwa,
”Pemilihan ratu-ratuan seperti yang dilakukan sampai sekarang adalah suatu penipuan, di samping pelecehan terhadap hakikat keperempuanan dari makhluk (manusia) perempuan. Tujuan kegiatan ini adalah tak lain dari meraup keuntungan berbisnis, seperti, perusahaan kosmetika, pakaian renang, rumah mode, salon kecantikan, dengan mengeksploitasi kecantikan yang sekaligus merupakan kelemahan perempuan”.
Bahkan Daoed Joesoef menganalogikan
perempuan yang mengikuti kontes kecantikan semacam ini seperti sapi perah yang
nantinya hanya untuk dimafaatkan untuk menguntungkan pemiliknya. Daoed Joesoef
memang terkenal dengan pemikirannya yang sekuler sehingga banyak mendapatkan
kritikan keras dari para tokoh islam pada masa itu. Namun untuk pemikirannya
dalam hal ini patut kita dukung dan setujui. Jika seorang tokoh sekuler saja
menolak kontes kecantikan yang seperti itu, apalagi kita sebagai agen revolusi
yang Insya Allah pemikirannya masih steril belum tercampur dengan paham-paham
yang melenceng seharusnya lebih bisa kritis menerima atau menolak sesuatu. Jika
sudah paham hendaknya menolak, jika tidak paham seharusnya mencari tau, karena
jika memilih untuk diam, itu termasuk menyia-nyiakan nikmat Allah yang sudah
memberi kita otak tapi tidak digunakan untuk berfikir. []
Kabid Hikmah IMM FAI
Kabid Hikmah IMM FAI
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot