Rabu, 22 Mei 2013

Indonesia dan Import



Membicarakan tentang perekonomian Indonesia tak dapat kita lepaskan dari salah satunya yaitu Ekspor dan Impor. Akhir-akhir ini terjadi kenaikan harga bawang, dan daging yang diberitakan salah satu penyebabnya adalah pengurangan jumlah impor dari sebelumnya. 

Beberapa bulan terakhir Mentan membatasi kuota impor untuk holtikultura dan daging. Saya pribadi sebagai salah satu mahasiswa jurusan ekonomi dan perbankan syariah yang ada di Indonesia sangat mendukung adanya pembatasan import yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah produksi dalam negeri. Sehingga ketergantungan terhadap import itu dapat teratasi.

Entah kenapa akhir-akhir ini, semenjak membahas tentang perekonomian Indonesia beberapa minggu yang lalu di kelas membuat saya lebih suka membanding-bandingkan antara orde baru dengan sekarang, terlebih sebelum itu saya sudah membaca novel karya B.J. Habibie yang menurut saya itu adalah inovasi novel terbaru, selain bercerita tentang pengalaman nyata penulis sendiri di dalamnya dibahas juga tentang ekonomi, sedikit politik dan beberapa kisah cinta.

Bangsa mana yang tak bangga mempunyai produksi yang melimpah. Tidak ada satu bangsapun yang kecewa dengan peningkatan produksi dalam negerinya, terutama apabila dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan melakukan ekspansi keluar negeri melalui ekspor. Bahkan Amerika sekalipun sangat bergantung terhadap ekspor mereka. 

Indonesia pada masa orde baru mempunyai program yang jelas dalam pembangunannya. Pada masa orde lama juga mempunyai program yang jelas dan lebih terencana bahkan negara lain tak terlalu berani untuk intervensi. Pada jaman presiden Soekarno Indonesia melepaskan diri dari PBB. Namun beberapa tahun kemudian kembali lagi ke PBB. Pada masa Soeharto Indonesia mempunyai rencana pembangunan yang disebut dengan REPELITA(Rencana Pembangunan Lima Tahun), program ini tergolong sukses sehingga terjadi REPELITA VII, walau tak memungkiri adanya kekurangan pada masa itu. Sedangkan semenjak Reformasi hingga saat ini, tidak ada rencana pembangunan yang jelas, sistem pendidikan yang berubah-ubah seiring berubahnya menteri. Belum lagi dari sektor-sektor lainnya. Reformasi belum usai masih banyak pekerjaan untuk perbaikan bangsa kedepannya.

Kembali kepermasalahan pada masa kini. Import di Indonesia memang perlu diproteksi atau di batasi, sehingga produksi dalam negeri masih bisa bersaing. Namun hal ini harus diimbangi dengan peningkatan produksi dalam negeri sehingga tidak terjadi lonjakan harga di pasaran yang meresahkan masyarakat. Contohnya: memproteksi petani bawang dengan mengurangi jumlah bawang import dengan meningkatkan produksi petani bawang. 

Indonesia harus lebih memikirkan pemenuhan kebutuhan dalam negeri dengan produksi dalam negeri. Karena menurutku peningkatan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mengurangi jumlah import. Sehingga devisa negara yang digunakan untuk impot bisa dialihfungsikan kepada yang lainnya. Sudah saatnya negara kita bangkit dengan tangan sendiri. Mengurangi intervensi pihak asing dan mempelajari kembali kontrak-kontrak asing yang ada di Indonesia, apakah sudah menguntungkan masyarakat sekitar atau masyarakat pada umumnya atau hanya menguntungkan asing??? 

Hal terbaru pada pagi tadi, saya membaca berita tentang Amerika yang mengintervensi atau mempertanyakan bahasa halusnya, tentang pengurangan import holtikultura dan daging. Yang mana hal ini dapat mengurangi jumlah produksi mereka. Indonesia memang terkenal dengan jumlah penduduknya yang banya sehingga dapat menjadi pangsa pasar yang bagus. Tak ada hak untuk amerika melarang bangsa kita mengurangi import, karena ini negara kita dan kita berhak melakukan apa saja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita. Di akhir tulisan ini saya hendak memberikan sebuah kalimat “biarkan negara lain memusuhi bahkan menentang kita, selama tujuan kita adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat kita sendiri, bukan untuk kepentingan individu atau golongan.

Oleh : Immawan Achmad Misbachul Ulum (EPI 2010)

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot