Membicarakan tentang perekonomian
Indonesia tak dapat kita lepaskan dari salah satunya yaitu Ekspor dan Impor.
Akhir-akhir ini terjadi kenaikan harga bawang, dan daging yang diberitakan
salah satu penyebabnya adalah pengurangan jumlah impor dari sebelumnya.
Beberapa bulan terakhir Mentan membatasi
kuota impor untuk holtikultura dan daging. Saya pribadi sebagai salah satu
mahasiswa jurusan ekonomi dan perbankan syariah yang ada di Indonesia sangat
mendukung adanya pembatasan import yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah
produksi dalam negeri. Sehingga ketergantungan terhadap import itu dapat
teratasi.
Entah kenapa akhir-akhir ini, semenjak
membahas tentang perekonomian Indonesia beberapa minggu yang lalu di kelas
membuat saya lebih suka membanding-bandingkan antara orde baru dengan sekarang,
terlebih sebelum itu saya sudah membaca novel karya B.J. Habibie yang menurut
saya itu adalah inovasi novel terbaru, selain bercerita tentang pengalaman
nyata penulis sendiri di dalamnya dibahas juga tentang ekonomi, sedikit politik
dan beberapa kisah cinta.
Bangsa mana yang tak bangga mempunyai
produksi yang melimpah. Tidak ada satu bangsapun yang kecewa dengan peningkatan
produksi dalam negerinya, terutama apabila dapat memenuhi kebutuhan dalam
negeri dan melakukan ekspansi keluar negeri melalui ekspor. Bahkan Amerika
sekalipun sangat bergantung terhadap ekspor mereka.
Indonesia pada masa orde baru mempunyai
program yang jelas dalam pembangunannya. Pada masa orde lama juga mempunyai
program yang jelas dan lebih terencana bahkan negara lain tak terlalu berani
untuk intervensi. Pada jaman presiden Soekarno Indonesia melepaskan diri dari
PBB. Namun beberapa tahun kemudian kembali lagi ke PBB. Pada masa Soeharto
Indonesia mempunyai rencana pembangunan yang disebut dengan REPELITA(Rencana
Pembangunan Lima Tahun), program ini tergolong sukses sehingga terjadi REPELITA
VII, walau tak memungkiri adanya kekurangan pada masa itu. Sedangkan semenjak Reformasi
hingga saat ini, tidak ada rencana pembangunan yang jelas, sistem pendidikan
yang berubah-ubah seiring berubahnya menteri. Belum lagi dari sektor-sektor
lainnya. Reformasi belum usai masih banyak pekerjaan untuk perbaikan
bangsa kedepannya.
Kembali kepermasalahan pada masa kini.
Import di Indonesia memang perlu diproteksi atau di batasi, sehingga produksi
dalam negeri masih bisa bersaing. Namun hal ini harus diimbangi dengan
peningkatan produksi dalam negeri sehingga tidak terjadi lonjakan harga di
pasaran yang meresahkan masyarakat. Contohnya: memproteksi petani bawang dengan
mengurangi jumlah bawang import dengan meningkatkan produksi petani bawang.
Indonesia harus lebih memikirkan
pemenuhan kebutuhan dalam negeri dengan produksi dalam negeri. Karena menurutku
peningkatan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
mengurangi jumlah import. Sehingga devisa negara yang digunakan untuk impot
bisa dialihfungsikan kepada yang lainnya. Sudah saatnya negara kita bangkit
dengan tangan sendiri. Mengurangi intervensi pihak asing dan mempelajari
kembali kontrak-kontrak asing yang ada di Indonesia, apakah sudah menguntungkan
masyarakat sekitar atau masyarakat pada umumnya atau hanya menguntungkan
asing???
Hal terbaru pada pagi tadi, saya membaca
berita tentang Amerika yang mengintervensi atau mempertanyakan bahasa halusnya,
tentang pengurangan import holtikultura dan daging. Yang mana hal ini dapat
mengurangi jumlah produksi mereka. Indonesia memang terkenal dengan jumlah
penduduknya yang banya sehingga dapat menjadi pangsa pasar yang bagus. Tak ada
hak untuk amerika melarang bangsa kita mengurangi import, karena ini negara
kita dan kita berhak melakukan apa saja untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat kita. Di akhir tulisan ini saya hendak memberikan sebuah kalimat
“biarkan negara lain memusuhi bahkan menentang kita, selama tujuan kita adalah
meningkatkan kesejahteraan rakyat kita sendiri, bukan untuk kepentingan
individu atau golongan.
Oleh : Immawan Achmad Misbachul Ulum (EPI
2010)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar anda. Bebas, tapi dilarang yang mengandung SARA.
Fastabiqul Khoirot