Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS:
Al-Baqarah : 30)
Dengan
diciptakannya manusia yang pertama yakni Adam as. merupakan awal dari
titik permulaan kepemimpinan di muka bumi. Allah menciptakan Adam as,
dan seluruh manusia di bumi tidak lain adalah untuk menjadikan mereka
sebagai pemimpin, baik pemimpin bagi dirinya sendiri dan bahkan bagi
orang lain. Dan menjadi seorang pemimpin bukanlah perkara yang gampang
dan mudah yang bisa dilaksanakan oleh semua orang, sebab semuanya akan
dipertanggung jawabkan kelak dihadapan Allah swt.
كلكم راع و كلكم مسؤول عن راعيته ( الحديث )
“setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap dari kamu akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.”
Seorang
pemimpin harus mempunyai ilmu dan pengetahuan yang memadai. Dalam
masalah ilmu, seorang pemimpin adalah seorang yang alim (berilmu), dan
dalam masalah fisik, dia adalah seorang yang gagah dan layak untuk
menjadi raja atau penguasa. Seorang pemimpin juga membutuhkan
kebijaksanaan dan kepedulian terhadap masyarakat yang dipimpinnya.
Seorang
pemimpin haruslah seseorang yang memiliki integritas yang
tinggi.Integritas akan melekat pada pribadi seseorang atau pemimpin yang
arif dan bijaksana yang dalam kehidupan kesehariannya mampu menjadi
sosok anutan, panutan, atau tuntunan dan bukan hanya sekedar sebagai
tontonan.
Seseorang
atau pemimpin yang memiliki integritas akan menyadari bahwa semua hal
itu adalah penting bahkan hal-hal kecil sekalipun.Dia akan menemukan putih (yang benar) disaat
yang lain hanya dapat melihat warna abu-abu, dia akan bertanggung jawab
atas semua yang dilakukannya, dia dapat menciptakan budaya kepercayaan,
dia tidak hanya mengumbar janji semata tapi dia akan menepati janji dan
kata-kata yang diucapkannya, dia akan peduli terhadap kebaikan yang
lebih besar, dia akan selalu jujur namun tetap rendah hati, dia akan
bertindak seakan-akan dia selalu diawasi, dia akan mempekerjakan dan
mengelilingi dirinya dengan orang-orang berintegritas tinggi, dan dia
akan selalu konsisten demi mencerminkan keutuhan dan keselarasan antara
nilai, ucapan, dan janjinya dengan tindakan yang dilakukannya.
Selain itu pula seorang
pemimpin adalah orang yang terpercaya dikalangan rakyatnya. Ia dipilih
karena kemampuan dan kepercayaan yang terbangun dari rakyatnya.
Kewibawaan dan kemampuan dalam mengurus masalah dunia dan kemampuan
dalam mengurus masalah Akhirat. Keberhasilan seorang pemimpin dapat
tercermin dan terlihat dari keadaan dan kondisi rakyatnya. Sejauh mana
ia dapat memakmurkan kehidupan rakyatnya dan disegani oleh rakyatnya.
Ada dua tipe kepemimpinan, yaitu tipe Transaksional dan Transformasional. Tipe kepemimpinan transaksional adalah pemimpin yang memandu atau memotivasi pengikutnya pada arah tujuan yang ditegakkannya dengan memperjelas peranan dan tuntutan tugas mereka. Pemimpin tipe ini, biasanya selalu menyandarkan kegiatannya pada apa yang dia peroleh. Ia hanya akan bertindak jika dia tahu apa yang akan diperolehdari tindakannya itu.
Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang memberikan pertimbangan dan ransangan intelektual yang diindividualkan dan memiliki kerjasama. Pemimpin tipe ini selalu ingin merubah perilaku anggotanya menjadi lebih baik lagi. Pembicaraan yang disampaikannya pun akan selalu bernada pada apa yang dapat dia lakukan dan berikan untuk kesejahteraan anggotanya.
Pada dasarnya, hakekat kepemimpinan transformasional itu selalu dijalankan berdasarkan asumsi bahwa orang pada dasarnya terhormat dan memiliki I’tikad baik. Dan dia juga akan percaya bahwa orang itu pada umumnya cerdas dan memiliki potensi yang berguna dan manfaat bagi orang lain. Dan perilaku pemimpin transformasional yang efektif itu akan mampu menyentuh dan menggerakkan hati anggotanya untuk bekerja maksimal guna mewujudkan tujuan organisasi.
Syaikh Muhibbuddin al Khatib pernah berkata: “umat itu senantiasa dalam keadaan baik, yang buruk itu adalah pemimpinnya.”
Jika tidak ingin dikatakan sebagai pemimpin yang buruk, maka jadilah seorang pemimpin yang; sesantun dan seikhlas Abu Bakar Ash Shidiq, sebijaksana dan setegas Umar bin Khattab, searif Utsman bin Affan, dan secerdas Ali bin Abi Thalib.
Penulis : Sakinatudh Dhuhuriyah (KPI UMY 2009)