IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Senin, 10 Desember 2012

Translasi Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Telaah konsep Tauhid, Dakwah dan Tazkiyatun Nafs Buku Pelajaran KH. Ahmad Dahlan “7 Falsafah dan 17 Kelompok Ayat Al-Qur’an”


Telah diketahui bersama bahwa KH. Ahmad Dahlan merupakan sosok dan tokoh Pendiri Gerakan dakwah bernama Muhammadiyah. Suatu organisasi dakwah dan non politik yang berafiliasi hanya untuk kepentingan umat Islam agar tercapai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Terkait hal tersebut, suatu aktivitas organisasi terutama dalam ranah orientasi dan ideologi sangat erat kaitanya dengan pemikiran yang terdapat dari siapa yang mendirikan, artinya organisasi Muhammadiyah secara otomatis terlandasi oleh pemikiran-pemikiran KH. Ahmad Dahlan yang notabene sebagai pendiri.
            Buku pelajaran KH. Ahmad Dahlan ini salah satu yang paling otentik ketika menelaah geneologi pemikiran beliau terkait apa yang beliau landaskan dalam kehidupanya dan apa yang Muhammadiyah niatkan dalam pendirianya. Untuk itu mari bersama membahas apa yang terkait dalam pemikiran Kh. Ahmad Dahlan yang tertuang dalam buku berjudul 7 falsafah dan 17 kelompok ayat Al-Qur’an.
            Sistematika pembahasan makalah ini tertuang dalam dalam 4 bab yaitu abstraksi pemikiran, telaah konsep, genealogi pemikiran dan terakhir kesimpulan.
A.  Abstraksi Pemikiran
Mengawali langkah pembahasan buku ini, sebenarnya apa yang di inginkan oleh KH. Ahmad Dahlan tentang adanya atau hadirnya buku ini?. satu poin yang paling penting untuk di sebarkan tentang buku ini adalah beliau memahamkan kita semua bahwa “seperti itulah sebenarnya seorang muslim dalam menjalani kehidupanya”. Artinya beliau menjelaskan kepada kita semua umat Islam dan khususnya warga muhammadiyah bahwa dalam menjalani kehidupan sebagai hamba Allah harus sesuai dengan apa yang telah tercantum dalam  7 falsafah dan kelompok 17 ayat Al-Qur’an beserta penjelasanya. Itulah pon penting yang melandasi pemikiran beliau dalam buku ini.

Selain itu dalam buku ini sangat khas sekali sebagai seorang ulama ketika mengawali menyampaikan nasehatnya yaitu tertuang dalam pelajaran ke 1 dan kelompok ayat ke 1 tertulis dalam buku tersebut yang mempunyai makna bahwa dalam mengawali pelajaran ke 1 dan ayat ke 1 belau sama-sama membicarakan makna hidup manusia sebagai hamba Allah. Itulah betapa cerdasnya beliau dalam mengawali tema dalam buku ini. sebuah keharusan bagi seluruh umat muslim di dunia ini sebenarnya apa makna hidup di dunia ini dan untuk apa kemudian dari mana hidup dan mau kemana hidup.
Penjelasan yang disampaikan oleh KRH. Hadjid dari pemikiran 7 falsafah dan 17 ayat ini yang akhirnya dapat kita geneologikan apa yang menjadikan KH. Ahmad Dahlan berpendirian seperti itu dan akhirnya munculah konsep-konsep dalam menjalankan rasa keberagamaan pada aktivitas kehidupan manusia khususnya seorang muslim.


B.  Telaah Konsep
Setelah membahas abstraksi pemikiran beliau, sekarang menelaah dari seluruh isi buku tersebut apa saja yang dihasilkan dari buku tersebut secara konseptual keberagamaan atau konsep apa saja yang bisa kita klasifikasikan secara menyeluruh dalam rangka melandasi kehidupan seorang muslim.

Secara hasil telaah dapat diklasifikasikan 3 konsep yang tertuang dalam produk pemikiran beliau dalam buku tersebut yaitu konsep Tauhid, konsep Dakwah, konsep Tazkiyatun Nafs. Namun perlu di ingat bahwa ini bukan dikotomi konsep, akan tetapi klasifikasi disini menerangkan penekanan yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan dalam membahas satu persatu pelajaran dan ayat. Artinya sebenarnya semua pelajaran dan ayat mengandung ketiga konsep tersebut.

1.      Konsep Tauhid
Pengertian konsep tauhid ini memahamkan kita bahwa ada sebuah konsep tauhid dalam beragama yang setiap individu harus menyadari dan meyakini tentang konsep tauhid ini. dan poin konsep tauhid yang paling penting adalah meyakini makna Syahadatain.
Konsep tauhid dalam buku ini tertuang pada pelajaran dan kelompok ayat ke :
a.       Pelajaran pertama,
Diawali dari fatwa beliau yang berbunyi “kita, manusia ini, hidup di dunia hanya sekali, untuk bertaruh : sesudah mati, akan mendapat kebahagiaankah atau kesengsaraankah?”
Beliau menekankan sebagai seorang hamba Allah harus selalu menyadari dan meyakini bahwa Allah menyediakan alam yang sebenar-benarnya alam dan disanalah tempat kita kembali. Ini sebuah konsep tauhid yang sangat mendasar tentang arti dari mana hidup dan mau kemana.

b.      Pelajaran ke empat
“Manusia perlu di golongkan  menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mempergunakan akal fikiranya, untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Apakah perlunya? Hidup di dunia harus mengerjakan apa? Dan mencari apa? Dan apa yang dituju? Manusia harus mempergunakan akal fikiranya untuk mengoreksi soal i’tikad dan kepercayaanya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Karena kalau hidup didunia hanya sekali sampai sesat, akibatnya akan celaka dan sengsara selama-lamanya”
      Dari tulisan diatas konsep tauhid yang tertuang adalah bagaimana meyakini bahwa ada Allah yang maha segalanya,dan  manusia harus selalu memikirkan bagaimana sikap beragama yang benar agar tidak sampai mengikuti jalan yang sesat.

c.       Kelompok ke 1, surat Al-Jatsiyah ayat 23
Ayat ini sepintas membicarakan masalah penyucian jiwa, tetapi KH. Ahmad Dahlan dalam penjelasanya menekankan bahwa setiap muslim harus selalu menyerahkan rasa beragama dan bertuhanya hanya kepada Allah. Bukan dengan yang lain yaitu hawa nafsu.

d.      Kelompok ke 3, surat Al-Ma’un ayat 1-7
Dalam surat ini beliau menekankan sekali tentang rasa beragama yang benar dalam kehidupan. Bahwa semua yang tertulis dalam ayat tersebut menjelaskan konsep tauhid yang harus di hayati bersama. Dalam kalimat terakhir beliau menyampaikan “betulkah kita sebagai orang Islam yang berani menyerahkan harta dan jiwa raganya di bawah hukum Allah?

e.       Kelompok ke 4, surat ar- Rum ayat 30
Penjelasan ini dapat dilihat dari keterangan KRH. Hadjid : “ menurut kyai Dahlan, orang beragama ialah orang yang jiwanya menghadap kepada Allah dan berpaling dari lainya. Bersih tidak dipengaruhi oleh lain-lainya, hanya tertuju kepada Allah, tidak tertawan oleh kebendaan dan harta benda. Sikap ini dapat dibuktikan dan dilihat dengan kesadaran menyerahkan harta benda dan dirinya hanya kepada Allah”.
Berdasarkan keterangan diatas kyai dahlan memahamkan pada diri kita semua, bahwa konsep tauhid salah satunya ialah tawakal dan Taqwa.

f.        Kelompok ke 7, surat Al-Ankabut ayat 1-3
Judul ayat ke 7 ini adalah iman atau kepercayaan. Pembahasan ini tentang bagaimana keimanan kita pasti akan diuji oleh Allah agar menjadi mukmin yang sebenarnya dan melakukan segala aktivitas dengan hati yang hanya untuk mencari keridhoan Allah. Terakhir beliau menjelaskan bahwa harus selalu menjaga iman dalam segala hal, inilah konsep tauhid yang disampaikan Kh. Ahmad Dahlan untuk ayat ini.

g.      Kelompok ke 11, surat Ali Imran ayat 142
Beliau menekankan dalam ayat ini bahwa harus selalu bersungguh-sungguh dalam bekerja dan berkeinginan agar bisa berhasil dunia dan akhirat. Ini sebuah konsep tauhid yang memaknai bahwa semua yang berkeinginan bahagia dunia akhirat pasti akan menjalani jalan terjal dan hanya dengan rasa berjihad atau bersungguh-sungguh yakin kepada Allah akan bisa melewati itulah yang harus ditanamkan dan harus di yakini.

h.       Kelompok ke 13, surat Ali Imran ayat 92
Ini sebuah konsep tauhid atau iman yang penuh keyakinan, sebuah pernyataan yang membahas akan yakin lah pada Allah atas apa yang telah kita lakukan dan perbuat. Beliau menekankan akan iman terhadap Allah atas apa yang telah kita perbuat. Semua yang kita perbuat pasti akan menumbuhkan rasa iman kita terlebih lagi membantu orang lain dengan penuh keyakinan hanya pada Allah.

i.         Kelompok ke 14, surat Al-Qari’ah ayat 6-11
Konsep tauhid dalam ayat ini seperti penjelasan terakhir beliau yaitu :  “menurut kyai Dahlan ialah perbandingan antara : karena Allah dan karena hawa nafsu. Artinya apabila selama hidupnya terdapat lebih amal sholehnya karena Allah, maka ia termasuk berat timbanganya (kebaikanya) yang akan hidup puas di surga. Sebaliknya yang selama hidupnya banyak amal yang menuruti hawa nafsunya, maka ia termasuk ringan timbanganya (sedikit kebaikanya) dan ia akan masuk Neraka”.
       Demikian itu telaah konsep tauhid dari isi buku ini. dengan mengetahui konsep tauhid ini diharapkan dapat memahami bagaimana begitu teguhnya iman seorang KH. Ahmad Dahlan dalam menjalani keberagamaan.
2.      Konsep Dakwah
Pengertian konsep dakwah ini menandakan bahwa beliau mempunyai strategi dan cara dalam berdakwah dan ini patut di contoh oleh seluruh umat islam khususnya warga Muhammadiyah.
Konsep dakwah dalam buku ini tertuang pada pelajaran dan kelompok ayat ke :
a.       Pelajaran kedua
Kebanyakan diantara para manusia berwatak angkuh dan takabbur, mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri.
Penjelasan konsep dakwah dalam pelajaran kedua ini dapat diamati oleh penjelasan  KRH. Hadjid yaitu : “Kyai Dahlan heran, mengapa para pemimpin agama dan yang tidak beragama itu selalu beranggapan mengambil keputusan sendiri-sendiri tanpa mengadakan pertemuan antar mereka, tidak mau bertukar fikiran, memperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah? Hanya berdasar anggapan sendiri-sendiri saja, yang dsepakatkan dengan istrinya, dengan muridnya, temaan-teman dan gurunya sendiri saja. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi, marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain diluar golongan masing-masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar itu dan manakah sesungguhnya yang salah itu.


b.      Pelajaran keenam
Kebanyakan pemimpin-pemimpin rakyat, belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mempermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah.
Konsep dakwah di sini menekankan perlunya ada rasa perjuangan yang tinggi terhadap umat, berusaha untuk mengorbankan segala apa yang di punyai guna keberlangsungan umat yang benar dan untuk kemakmuran umat. Inilah konsep dakwah yang bernama rela berkorban demi tegaknya kalimatullah tidak karena yang lain.

c.       Pelajaran ketujuh
Pelajaran terbagi atas 2 bagian :
-          Belajar ilmu (pengetahuan atau teori)
-          Belajar Amal (mengerjakan, mempraktekan)
Dari 2 teori belajar diatas beliau menggambarkan bahwa dalam konsep berdakwah ada tahapan demi tahapan dan tingkatan demi tingkatan agar umat akhirnya tidak langsung menjadi manusia tak utuh. Artinya sebuah proses signifikansi komponen materi, metode, klasifikasi dan tingkatan dalam berdakwah harus selalu diterapkan agar hasil dalam kualitas manusia yang didakwahi bisa maksimal tanpa ada kebingungan arah dan batin.
d.      Kelompok ke 5, surat at-Taubah ayat 34-35
Keterangan : “kita sebagai muslim hendaknya berbudi mulia, pemurah hati, dermawan, suka berbuat jasa, sabar hati pengampun-penyayang, belas kasihan, pemberani, pembela jalan Allah, menjunjung tinggi setinggi-tingginya kalimah Allah. Kita suka berkawan dan bekerja dengan siapapun dengan batas-batas menurut ajaran Islam. Cinta perdamaian dan persatuan dalam memegang kebenaran”.
Konsep dakwah disini ialah dakwah sosial, artinya dalam rangka memakmurkan suatu masyarakat maka selalu tertanam dalam hatinya bahwa ini adalah kewajiban terhadap manusia atas dasar Allah bukan yang lain. Karena sejatinya dalam bersosial kita juga otomatis wajib untuk berdakwah.

e.       Kelompok ke 8, surat al-Kahfi ayat 110
Keterangan : “berkata kyai Dahlan : sangat banyak orang yang meninggalkan amal sholeh seperti yang tersebut dalam Al-Qur’an karena mereka mementingkan beberapa kesenangan. Banyak juga umat Islam yang menjalankan amal shaleh tetapi mereka mementingkan amal yang sunah, tidak memperhatikan amal yang wajib. Seperti berjihad mengorbankan harta benda dan jiwa dalam fisabilillah. Mestinya wajib didahulukan yang wajib dari pada yang sunah. Dan juga orang beramal jihad tidak karena Allah. Amal Shaleh yang pokok timbul dari iman yang haqiqi dan rasa beribadah kepada Allah. Maka disini masih banyak diantara kita yang belum bangun jiwanya untuk mendapatkan hikmah ibadah ikhlas kepada Allah (masih seperti orang tidur)
       Konsep dakwah yang tertanam dalam kelompok ke 8 ini adalah sebagaimana peringatan kyai dahlan : “menjadi kewajiban para ulama memberantas bid’ah dan wajib memberi tuntunan ‘aqoid, ibadah, akhlaq, adab menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan umat islam wajib menjaga diri dari pengaruh-pengaruh jahiliyah serta pengaruh-pengaruh barat (falsafah yang tidak percaya kepada tuhan) dan dari tingkah laku yang menyalahi/bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Marilah dengan bersungguh-sungguh berjihad kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

f.        Kelompok ke 9, surat Yunus ayat 108
Kyai Dahlan berkata : “aku mengerti barang yang haq dan barang yang bathil seperti aku mengerti agama nasrani/kristen dan belajar agama nasrani dan mengerti agaman nasrani. Tetapi apabila aku tidak mengerjakan agama Nasrani, aku bukan orang nasrani. Demikian juga aku mengerti cara-cara mencuri, menipu, menindas, tetapi aku tidak menjalankan mencuri, menipu atau menindas, maka aku bukan pencuri, penipu dan penindas. Demikian juga aku mengerti agama Islam, mengerti amal shaleh, tetapi aku tidak mengerjakan agama Islam dan amal shaleh itu, aku tetap bukan orang Islam dan tetap bukan orang shaleh”.
Konsep dakwah disini adalah bahwa ketika kita sudah mengetahui dan meyakini tentang sebuah kebenaran, maka ikuti, kerjakan dan amalkan apa yang telah anggap engkau benar. Dan disini konteks mengarah kepada benarnya agama Islam sebagai sebuah kebenaran Tuhan.

g.       Kelompok ke 10, surat al-Baqarah ayat 214
Konsep dakwah disini adalah keharusan memiliki keteguhan hati dan rasa istiqomah serta izzah yang tinggi dari berbagai rintangan yang dihadapi dalam menyebarkan ajaran Islam atau dalam berdakwah.

h.       Kelompok istimewa
Konsep dakwah disini adalah keharusan memegang teguh agama Allah terhadap bujukan-bujukan dan rayuan para musuh Allah. Sebagaimana tertuang dalam surat Al-kafirun ayat 1-6.

i.         Kelompok ke 15, surat Shaf ayat 2-3
Keterangan konsep berdakwah disini adalah sebagaimana penjelasan dari KRH. Hadjid : “ kyai Dahlan terlebih dahulu mengakui kesalahan (menjadi ulama suu’), lalu bertaubat meninggalkan bid’ah seperti talkin di kuburan, meninggalkan membaca barjanji dengan memukul rebana, menolak hadiah-hadiah selamatan pada bulan sya’ban, menolak pemberian zakat fitrah dan seterusnya, lalu menerangkan kesalahan-kesalahanya. Kyai Dahlan mendahulukan beramal, mendirikan musholla, madrasah dan mengadakan pengajian-pengajian, dakwah, membela dengan harta dan jiwa untuk menegakan agama Islam. Kemudian setelah beramal terus memberi keterangan-keterangan lisan tentang kewajiban kita kepada Islam”.
Konsep ini terkenal dengan nama konsep Al-inshihab wal ‘audah yaitu menarik diri dari lingkungan yang penuh syubhat dan jabatn-jabatan yang menggiurkan, kemudian memfokuskan perhatianya kepada upaya berbenah diri untuk mengevaluasi dan memperbaharui semua pemikiran dan konsepnya selama ini, agarkemudian bisa kembali ke tengah masyarakat dan memulai proses ishlah atau menjalankan prinsip amar ma’ruf nahi munkar.

Demikianlah konsep dakwah yang tertuang dalam beberapa pelajaran dan kelompok ayat. Ini menunjukan betapa cerdasnya kyai Dahlan dalam menjalankan misi dakwahnya, karena dalam berdakwah pun harus mempunyai prinsip dan strategi yang telah digariskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

3.      Konsep Tazkiyatun Nafs
Pengertian konsep ini adalah bagaimana seorang muslim setiap saat dan setiap waktu harus selalu menjaga keadaan hati dan jiwanya agar bersih dari kotoran dan noda. Dan kebersihan hati dan jiwa sangat berpengaruh pada kondisi kejiwaan dan aktivitas yang dilakukan oleh seorang muslim dalam menjalani kehidupanya sebagai hamba Allah.

Konsep Tazkiyatun Nafs ini tertuang dalam pelajaran dan kelompok ayat  ke :

a.       Pelajaran ketiga
“Manusia itu kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berualang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai, maka kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat, bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik itu dari sudut keyakinan atau i’tiqad, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah, mereka akan sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu adalah karena anggapanya bahwa apa yang dimilki adalah benar”.
Kyai Dahlan memberi peringatan kita semua akan bahaya tabiat. Iya kalau tabiat yang baik tapi kalau tabiat yang jelek maka perlu yang namanya pembersihan jiwa. Dan konsep tazkiyatun nafs yang terkandung dalam seluruh penjelasan pada pelajaran pertama ini adalah “selalu memikirkan dan menyadari apa realita sekitar dan apa yang telah diperbuat baik diri sendiri maupun orang lain”.

b.      Pelajaran kelima
Keterangan ini bisa dilihat dalam senandung Syair kyai Dahlan : “Dalam agamaku terang benderang bagi orang yang mendapatkan petunjuk, tetapi hawa nafsu (menuruti kesenangan merajalela dimana-mana. Kemudian menyebabkan akal manusia menjadi buta”.
Konsep tazkiyatun nafs yang terkandung adalah menjaga hawa nafsu agar senantiasa menjadi nafsul muthmainnah atau nafsu yang condong dan selalu mengarah kepada kebaikan dan ketenangan batin dan jiwa.

c.       Kelompok ke 2, surat al-Fajr ayat 12-23
Keterangan dari kyai Dahlan : “apakah engkau berani membuang kebiasaan mencintai harta benda?beranikah engkau menjalankan agama Islam dengan sesungguh-sesungguhnya, dengan menyerahkan harta bendamu, dirimu, dibawah perintah Allah?beranikah engkau mengorbankan harta bendamu kepada jalan Allah?apakah kamu tidak akan takut akan siksa Allah dihari Kiamat? Apakah engaku tidak fikirkan akibat yang menimpa pada dirimu?”.
Konsep tazkiyatun nafs di sini adalaah dalam menjalankan agama harus ada rasa khauf, raja dan Mahabbah kepada Allah dan itu merupakan penyadaraan diri pada aspek jiwa setiap orang muslim.

d.      Kelompok ke 6, surat al-Ashri ayat 1-3
Dalam ayat ini kyai Dahlan menjelaskan tentang makna sebuah waktu. Dan waktu terkait erat dengan aktivitas manusia, sehingga penyadaran di sini adalah bagaimana waktu yang telah kita habiskan selama aktivitas kehidupan kita apakah sudah dilandasi oleh semangat lillahi ta’ala atau malah waktu terbuang percuma untuk aktivitas tak berguna.
Adapun penjelasan dari Kyai Hadjid : “semua yang kita kerjakan pada masa sekarang ini pasti akan memetik buahnya pada masa yang akan datang. Kita sekarang diberi waktu oleh Tuhan (waktu yang sangat banyak dan mahal harganya). Kita sekarang masih hidup, hendaklah dapat mempergunakanwaktu hidup ini untuk mencari kenikmatan yang sebesar-besarnya, yang melebihi dari kenikmatan yang ada paa binatang, sebab kita manusia mempunyai akal, demikian hendaklah kita mencari kenikmatan yang tidak terbatas yang kekal selama-lamanya yang tidak seperti kenikmatan yang ada pada binatang yang hanya sementara waktu yang sangat terbatas, sebab kita manusia mempunyai ruh yang sangat mulia lagi luhur, tidak seperti binatang”.
Konsep tazkiyatun nafs disini adalah menyadari sebuah waktu yang telah dihabiskan karena manusia masih mempunyai waktu abadi kelak yakni Akhirat.
e.       Kelompok ke 12, surat al-An’am ayat 162-163
Memahami dua pertanyaan dari kyai Dahlan :
-          Apaakah saudara-saudara sudah mengerti benar tentang arti Islam dan apakah arti Islam yang sebenar-benarnya?
-          Apakah saudar-saudara ini senang dan berani menjalankan Islam dengan sesungguhnya?
Konsep tazkiyatun nafs disini adalah bagaimana rasa beragama kita apakah jiwa kita sudah tertambat pada ajaran Islam ini sehingga dapat menjalankan agama dengan jiwa yang bersih tidak terkotori oleh noda jiwa.
f.        Kelompok ke 16, surat at-Tahrim ayat 6
Penjelasan : maka sesungguhnya kebanyakan manusia itu sering lupa akan dirinya sendiri (tidak menjaga diri) dari siksa neraka. Apa sebabnya? Karena mereka terpengaruh kesenangan duniawi dan sangat lupa akan keadaan hari akhir.
Konsep tazkiyatun nafs : “Menyadari akan pentingnya menjaga diri dan keluarga dari segala bentuk kemaksiatan dan selalu bertafakur akan keadaan dunia yang hanya sementara”.

g.       Kelompok ke 17, surat  al-Hadid ayat 16
Penjelasan : “apakah belum waktunya?apa yang kita tunggu lagi? Lekaslah ingat kepada Allah, khusuk dengan sesungguh-sungguhnya dan kembalilah menjalankan islam seperti zaman Rasulullah dan para sahabat-saahabatnya sewaktu ada di makkah dan di madinah. Pikirkanlah dengan sungguh-sungguh bahwa proklamasi kemerdekaan tidak cukup dengan kata merdeka, merdeka. Akan tetapi seterusnya mengikuti perjuangan, pembelaan, pengorbanan sampai penderitaan. Tidak cukup diucapkan di atas menara azan. Ilham kalau tidak cepat-cepat diikuti dengan perjuangan berjihad pembelaan dan pengorbanan”.
Konsep tazkiyatun nafs yang tertuang dalam kelompok terakhir ini adalah mari selalu bermuhasabah tentang keadaan kita sebagai hamba Allah yang mempunyai kewajiban menyebarkan agama Allah dan selanjutnya mari bersama-sama membangun aksi untuk kesejahteraan umat manusia.
Demikian pemaparan dari konsep Tazkiyatun Nafs yang terdapat di buku ini, hal yang sudah semestinya bagi setiap orang muslim adalah senantiasa membersihkan jiwa dari segala penyakit hati yang menyerang, agar dalam menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi sesuai dengan apa yang digariskan oleh Allah dan dilandasi dengan jiwa yang bersih.
C.   Genealogi  Pemikiran KH. Ahmad Dahlan
Dalam buku ini setidaknya ada beberapa tokoh ulama yang tercatum namanya, beiau yang tertulis disini tidak lain merupakan genealogi pemikiran kyai Dahlan. Diantara tokoh yang tertulis di buku ini adalah :

1.      Ibnu Taimiyah
Kyai Dahlan terinspirasi pemikiran Ibnu taimiyah dari ranah pemberantasan bid’ah. Ibnu taimiyah memang terkenal sebagai ulama yang sangat ketat dalam memahami bid’ah dan kyai dahlan terbentuk pemikiran ibnu taimiyah dari bukunya yang berjudul Kitab-kitab fil bid’ah dan at-Taushihu wal Washilah
2.      Ibnul Qoyyim
Kyai Dahlan juga berpedoman tentang bid’ah dari buku ibnul Qoyyim yang berjudul Zaadul Ma’aad.
3.      Imam Syatibi
Kyai Dahlan juga berpedoman tentang bid’ah dari buku al-I’tikhom karangan Imam Syatibi
4.      Imam al-Ghazali
Dalam hal tasawuf kyai dahlan merujuk kepada hujjatul Islam Imam al-Ghazali dan ini berarti dalam konsep takiyatun nafs kyai Dahlan mengikuti cara atau konsep Imam al-Ghazali
5.      Rasyid Ridha
Tertulis dalam buku ini bahwa kyai Dahlan dalam mempelajari tafsir merujuk pada pemikiran Rasyid Ridha yang tertuang dalam tafsir al-Manar
6.      Jamaluddin al-Afghani
Kyai Dahlan dalam tafsir dan konsep tauhi merujuk pada kitab urwatul wutsqa karangan Jamaludin al-Afghani.
7.      Muhammad Abduh
Telaah materi tauhid dan materi tafsir kyai Dahlan juga merujuk pada kitab Risalatut Tauhid, al-Islam wan Nashraniyah dan tafsir Juz ‘amma
8.      Muhammad Abdul Wahhab
Walaupun tidak diterangkan lebih lanjut namun dalam kitab risalah tauhid karangan Muhammad Abduh tersebutkan nama Muhammad Abdul Wahhab yang mengindikasikan pemikiran kyai Dahlan juga terpengaruh beliau terutama dalam konsep Tauhid
9.      Madzhab Syafi’i
Kyai Dahlan dalam Ilmu fiqh juga menggunakan karangan dari madzhab Syafi’i jadi beliau dalam ilmu fiqh merujuk pada madzhab Syafi’i.
10.  Madzhab Hanbali
Kyai Dahlan dalam mempelajari hadits terpengaruh oleh karagan para pengikut Madzhab Hanbali seperti yang terebut dalam buku ini.

Demikian itu beberapa genealogi pemikiran kyai Dahlan dalam berbagai ranah keilmuan. Disini yang perlu digaris bawahi adalah bahwa kyai Dahlan bukan merupakan sosok ulama yang saklek atau ulama yang fanatis terhadap madzhab ataupun lainya, terbukti dari pernyataan beliau tentang 3 alasan sebab manusia dalam kesesatan (hal 109-110) dalam poin ketiga beserta penjelasanya :
“Jarang sekali orang mencari ilmu/dalil-dalil, mencari mana yang benar unuk dipegang dan dikerjakan dengan penjelasan : “ hendaklah orang-orang Islam suka menerima ilmu-ilmu dari siapapun juga”.
Itu salah satu kebijaksanaan kyai Dahlan dalam memandang orang yang menuntut ilmu. Kyai Dahlan adalah ulama yang mempunyai Adab yang tinggi, bukan fanatis yang tinggi.
D.  Kesimpulan
Setelah memahami pemikiran kyai Dahaln dalam buku ini maka poin yang penting yang harus disadari adalah bahwa dalam beragama dan kehidupan memang tidak boleh tidak, harus mempunyai landasan yang telah digariskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dan di buku ini kyai Dahlan sudah memberi contoh bagaimana menjalankan kehidupan harus dilandasi dua landasan pokok tadi itu, semua yang tertulis dalam masing-masing pelajaran dan penjelasan selalu dilandasi oleh nilai al-Qur’an dan as-Sunnah.
Kyai Dahlan tidak main-main dalam buku ini, kalau kita fahami lebih dalam sebenarnya banyak sekali terkandung konsep-konsep selain dari tauhid, dakwah dan tazkiyatun nafs dalam buku ini. Yang nantinya akan menjadi landasan bagi warga Muhammadiyah khusunya dalam menjalankan dan menyiarkan agama Islam lewat Muhammadiyah.
Satu kritikan nyleneh dari saya, kenapa kok kyai Dahlan tidak menulis banyak buku dahulu kala? Maap itu hanya pertanyaan yang mungkin saya mengira kyai Dahlan dulu memang lebih suka mewujudkan gagasan pokok pikiranya melalui tidakan nyata dari pada melalui pembicaraan dan tulisan.
Terakhir pesan kyai Dahlan yang terdapat di akhir kata buku ini : “ maut adalah suatu bahaya yang besar, tetapi lupa kepada maut adalah bahaya yang lebih besar. Maka bersiap-siaplah menhadapi maut dengan menyelesaikan urusanmu dengan Allah dan urusan-urusanmu dengan manusia”.
“Akhir kata dari penulis makalah : Wallahu a’lam bi as-showwab”
 oleh : Immawan Sulistyono Saladin Albani (Pai UMY 2010)

Minggu, 09 Desember 2012

Struktur Pengurus Harian 2012/2013

STRUKTUR PENGURUS HARIAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KOMISARIAT FAI UMY
CABANG AR FAKHRUDDIN YOGYAKARTA
PERIODE 2012/2013
 

Ketua Umum                : Hanif Ikhsani
Sekretaris Umum          : Innani Mar’atus Solichah
Bendahara Umum         : Anisa Dwi Kurniasmara

Bidang Organisasi
Ketua Bidang               : Marisah
Sekretaris Bidang         : Nurdin Arifin
Anggota                       :

1.      Fauzi Rochman
2.      Arum Dwi Noviyana
3.      Iqbal Rezza Fahlevie
4.      Rina Alifian
5.      Fajrul Amalia Arrohmawati
6.      Hesti Novitasari
7.      Aimatun Fauziyah
8.      Riza Awal Novanto
9.      Helmy Husniadhini
10.  Farida Fauziyah
11.  Ummun Nafiatun Arifah


Bidang Kader
Ketua Bidang               : Icuk Budi Santoso
Sekretaris Bidang         : Erfina Dyah Anggraini
Anggota                       :

1.      Azizah Khoirunnisa
2.      Muhammad Syafi’i Nur Hasanal
3.      Eka Nur Astuti
4.      Wildatul Jauharoh
5.      Mansur Hidayat
6.      Lutfi Kusuma Dewi
7.      Sholihin Al Awali
8.      Abdul Ghofur
9.      Siti Amalia
10.  Ari Susanto


Bidang Keilmuan
Ketua Bidang               : Saladin Albany
Sekretaris Bidang         : Tri Mei Lestari
Anggota                       :

1.      Dhidhin Noer Adi
2.      Murniati
3.      Yuliati
4.      Eli Zuniharti
5.      Umi Hanisah
6.      Awan Sutrisno
7.      Ikhwan Al Islam
8.      Zulia Nawafila
9.      Faizah
10.  Hirjan Suandi
11.  Melawati Nur Kamilah
12.  Lukman Harun


Bidang Hikmah
Ketua Bidang               : Ahmad Azizudin
Sekretaris Bidang         : Siti Kholifah
Anggota                       :

1.      Abdul Rasyid Hubban
2.      Rizal
3.      Khotiatun
4.      Ahmad Akhsan
5.      Bunga Nurul Ulum
6.      Miftahuddin
7.      Dwi Mutiara
8.      Ajeng Praviani


Bidang Dakwah
Ketua Bidang               : Isnanto Widi Putranto
Sekretaris Bidang         : Nida’ur Rahmaniyah
Anggota                       :

1.      Adnan Nasution
2.      Gumelar Pahlawan Arif
3.      Utari Tri Utami
4.      Aziz Fadli
5.      Jihad
6.      Rizka Maulana S
7.      Anggraini Jamilatun
8.      Aris Saputra
9.      Zanindya Nur Wiardi
10.  Siti Nurul Fauziyah


Bidang Asbo
Ketua Bidang               : Ardian Fitria Kusuma
Sekretaris Bidang         : Robiatur Rohmah
Anggota                       :

1.      Irpan Maulana
2.      Ika Sulastri
3.      Ratna Octaviana
4.      Raushan Fikr Al Mujahid
5.      Dedi Saputra
6.      Wahyu Budi Nugraha
7.      Fandi Ahmad
8.      Abdul Aziz Hasan
9.      Ilmiyati
10.  Ali Akbar
11.  Nur Isnaeni Syifa Fauziyah
12.  Muhammad Pamungkas



Bidang Immawati
Ketua Bidang               : Sartini
Sekretaris Bidang         : Ni’matus Saidah
Anggota                       :

1.      Sakinah Ali
2.      Kunti Rifhani
3.      Aflah Rika Ratih
4.      Dwi Fajar
5.      Rini Nurul Islami
6.      Ayu Lestari
7.      Nurul Aini Rahmatin Wahidah
8.      Riantina Kusuma Wati
9.      Ulul Arfila
10.  Resti Nur Ima Hidayati
11.  Rizki Nofiyanti


Bidang Sosek
Ketua Bidang               : Anas Darussalam
Sekretaris Bidang         : Kholilurrahman
Anggota                       :

1.      Khadif Al Mahdi
2.      Jannahar Saddam Ash Shidiqie
3.      Acmad Misbachul Ulum
4.      Abdul Majid
5.      Juanita Maryani
6.      Kurnia Ika Widya
7.      Rifki Ananda Hasibuan
8.      Meyga Nurvita Sari
9.      Resti Agustina
10.  Ninik
11.  Abdul Wahab Asyifa
12.  Fitri Andriyani